eramuslim - Membentuk dan membina keluarga islami merupakan cita-cita luhur setiap muslim. Keluarga islami adalah salah satu pondasi yang harus diwujudkan karena keluarga adalah salah satu unsur pembentuk masyarakat luas. Jika semakin banyak keluarga menerapkan konsep islami, maka diharapkan semakin mudah membentuk masyarakat islami
Salah satu metode membina keluarga islami adalah dengan menerapkan konsep MESRA dalam keluarga. MESRA merupakan kependekan dari Mendidik, Empati, Senyum, Rapi-Rajin dan Aktif. Lima langkah yang ingin ditawarkan dalam membina keluarga Islami.
Mendidik
Suami memiliki kewajiban untuk mendidik istrinya dalam mengembangkan berbagai potensi kebaikan. Walaupun ada kasus di mana secara akademis, istri memiliki jenjang pendidikan lebih tinggi, amanah sebagai qawwam di rumah tangga menyiratkan kebutuhan kematangan ilmu dan emosional pada diri suami. Isyarat peran suami sebagai pendidik disampaikan misalnya pada ayat: "Wahai orang yang beriman jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka..." (QS at-Tahrim: 6). Puncak tujuan pendidikan adalah terjaminnya keselamatan keluarga di hari akhirat kelak.
Istri dapat memposisikan diri sebagai mitra dan sebagai pembelajar dalam interaksinya dengan suami. Figur Ummul Mu'miniin, terutama pada Khadijah, Aisyah, dan Ummu Salamah radiyallahu anhun ajma'iin memberikan contoh-contoh peran sebagai mitra suami dalam menempuh cita-cita mulia kehidupan. Mereka mendukung perjuangan suami, berdialog, memberikan saran-saran dan memiliki sikap ingin tahu (curiousity) dalam ilmu-ilmu yang bermanfaat.
Peran saling mendidik dan khususnya isyarat active self-learning process (proses pembelajaran mandiri) bagi para istri tertuang pada ayat: "Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah dan hikmah (sunnah Nabimu). Sesungguhnya Allah Mahalembut lagi Maha Melihat". (QS al-Ahzab: 34)
Empati
Istilah empati sepadan dengan terlibatnya hati dan pikiran dengan masalah yang dihadapi orang lain di luar kita. Berbagai riset menunjukkan bahwa empati menjadi sumber berbagai sikap dan tingkah laku mulia. Sebaliknya lemahnya empati menyebabkan berbagai efek buruk pada sikap dan tingkah laku. Empati adalah awal sikap untuk membantu. Keberadaaan empati diasosiasikan dengan perbuatan pro-sosial, sebaliknya ketiadaan empati menampak pada perbuatan anti-sosial. Cara paling efektif menumbuhkan empati adalah dengan berinteraksi, mendengar, dan menghayati orang lain.
Suasana rumah tangga menjadi harmonis tatkala suami-istri saling berempati dengan pasangannya. Empati ini akan mengurangi sikap-sikap menyakiti pasangan. Kita tidak berbicara menyakiti dalam bentuk membentak atau bersikap keras terhadap pasangan; Ini terlalu jauh. Bahkan empati ini secara sangat lembut merupakan sensitifitas kita bersikap dan bertindak.
Tingkat empati suami-istri memang diuji pada sejauhmana memahami kondisi gelisah, kecewa, sedih pada saat beban pikiran dan jiwa melanda pasangan. Pada kondisi ini dukungan kita terhadap pasangan kita akan begitu besar manfaatnya. Sebaliknya sikap jujur dalam kehidupan dan suasana bahagia karena prestasi pasangan akan menjadi kesegaran yang indah dalam rumah tangga, ketika kita mampu menyampaikan apresiasi dengan tepat.
Lebih dari itu empati yang prima akan terwujud dalam suasana saling membantu di antara suami dan istri yang berlangsung secara alami. Artinya tanpa harus yang satu sampai memaksa pasangannya untuk menolong dirinya.
Senyum
Wajah Nabi Muhammad SAW senantiasa dihiasi dengan senyuman. Begitulah keseharian beliau di rumah, sebagaimana dikisahkan Aisyah ra. Bahkan Nabi menyampaikan "tabassamu wajhi li akhika shadaqah", tersenyumnya kita terhadap saudara muslim adalah sebuah shadaqah. Maka akan lebih besar pahala yang kita terima jika menghiasi wajah ini dengan senyuman untuk pasangan kita. Senyuman suami terhadap istri atau sebaliknya sangat dengan dengan pemenuhan peran suami-istri sebagai kekasih. Senyuman itu akan membuahkan cinta.
Sungguh senyum adalah pancaran hati yang damai dan hati yang diliputi cinta dan kasih sayang. Bacalah kondisi hati kita. Tatkala ia ringkih dan kasat (keras), maka sangat sulit senyum ini terpancar. Karenanya menjaga suasana senyum di rumah tangga pada hakikatnya adalah menjaga kondisi agar hati kita senantiasa hidup dengan dzikr kepada ar Rahmaan. Dialah yang menurunkan sakinah, mawaddah wa rahmah kepada kita dalam membina rumah tangga (QS ar-Ruum: 21).
Rapi-Rajin
Seorang suami akan merasa senang hatinya jika mendapati rumahnya dalam keadaan rapi. Anak-anak sudah mandi dan rapi dengan pakaian tidurnya di sore hari. Begitu juga menemui sang istri dalam keadaan rapi menarik. Sebaliknya, seorang istri akan sangat senang hatinya mendapatkan suaminya tekun dan rajin dalam bekerja. Teliti memperhatikan kebutuhan rumah tangga di sela-sela perjuangannya di masyarakat. Tentu saja seorang istri akan senang melihat suaminya berpakaian rapi, apalagi jika suaminya tetap berusaha menjaga stamina tubuh agar senantiasa fit.
Hal-hal di atas selaras dengan tuntunan Islam dalam interaksi suami-istri. "Allah itu indah dan suka keindahan", demikian isyarat Nabi. Begitu juga Nabi memerintahkan para sahabatnya agar merapikan rambutnya, bahkan beliau memberitahukan sebuah rahasia sosial, yaitu banyak menyelewengnya wanita Bani Israil, karena ketidakrapian suami mereka. Adapun diantara sifat istri shalihah yang diisyaratkan Nabi adalah yang membuat hati tertarik manakala melihatnya.
Aktif
Dalam kerangka dakwah, pembangunan al usrah al islaamiyyah atau keluarga Islami menempati jejang penting dalam membangun peradaban Islami. Keluarga ini sendiri dibangun oleh seorang suami dan istri yang sama-sama berkomitmen membentuk pribadi Islami pada dirinya.
Ketika diikrarkan akad nikah, maka diikrarkan pula untuk membangun keluarga di mana suami-istri berada dalam aktifitas kebaikan buat masyarakatnya. Dalam aktifitas kebaikan inilah sebuah keluarga akan menemukan tantangan perjuangan dan nilai mulia di tengah masyarakat.
Rasa saling mencintai dan menyayangi diantara suami-istri, bukanlah hanya sebatas "kisah picisan", yang hampa dari nilai mulia. Kadang mencengangkan, ketika bahtera rumah tangga bukannya mengarungi samudra perjuangan yang luas, tapi hanya terdampar di sungai-sungai kecil; Sibuk dengan urusan mencari harta, bertengkar dan saling menyalahkan pasangan untuk masalah-masalah sepele.
Tidak! Keluarga Islami adalah yang cinta dan sayang diantara mereka terus dipupuk untuk saling mendukung dalam perjuangan besar. Setiap hari keluarga Islami menjadi semakin cerdas, karena terus ditempa berbagai pelajaran kehidupan yang banyak dan bermutu.
Gambaran kerja sama aktif kaum lelaki dan kaum perempuan untuk kerja-kerja perbaikan kondisi sosial-masyarakat dalam ayat: "Dan orang-orang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka mereka ( adalah) menjadi penolong sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". (QS at-Taubah: 71)
***
Adi J. Mustafa, Peminat Masalah Pengembangan Diri
0 comments share
ReviewReviewReviewReviewReview Menjadi Suami Pengertian Apr 22, '07 3:18 AM
for everyone
Category: Other
Publikasi: 04/04/2005 08:42 WIB
eramuslim - Dalam hidup berkeluarga, peluang terjadinya konflik sangat banyak. Dari persoalan-persoalan yang kecil hingga persoalan yang besar bisa menjadi pemicu konflik dalam rumah tangga. Pensikapan masing-masing, antara suami dan istri sangat menentukan kualitas hubungan suami dan istri selanjutnya. Sebut saja misalnya ketika seorang istri teledor saat menggoreng tempe. Gorengan tempenya hangus, sebab ia tidak bisa berkonsentrasi pada gorengannya. Telepon berdering keras, anak yang digendong menangis karena ngompol. Ribet, bingung dan stres! Sementara sang suami hanya tidur-tiduran sambil menunggu gorengan tempe tersedia. Kira-kira apa yang akan dilakukan oleh si suami ketika mengetahui tempe yang dinanti-nantikannya hangus dan tidak bisa dimakan?
Menyikapi kasus tempe hangus seperti itu, setiap suami mungkin akan berlainan sikapnya.
Seorang suami mungkin akan mengatakan, "Kamu gimana sih, masa goreng tempe saja nggak bisa...?! Emang dulu nggak pernah diajarin ibu kamu masak?"
Pedas, ketus dan menusuk! Suami itu marah-marah dan tidak mau tahu apa yang dialami istri. Ia hanya mau tempe kesayangannya tidak hangus dan bisa segera ia makan. Ia tidak mau tahu betapa susah istrinya menggoreng tempe dengan seabrek kesibukan yang harus ia tangani. Kesibukan istri yang 'super heboh' tidak membuatnya ber-empati pada istri tercintanya.
Sebagian suami lain akan bersikap berbeda. Saat mengetahui tempe yang digoreng istrinya hangus, ia mengatakan, "Cara menggoreng tempe itu begini lho... begitu saja tidak bisa." Mulutnya ngedumel sembari mengajari istrinya menggoreng tempe. Sementara istrinya dibiarkan merasa bersalah dengan merasa 'bego' seolah sama sekali tidak bisa menggoreng tempe.
Tentu saja dua model pensikapan suami tersebut menimbulkan dampak yang berbeda pada sikap istri. Sebagian besar istri akan membenci suami-suaminya bila suami berbuat demikian. Mereka akan mengatakan suami mereka adalah suami yang galak, sok tahu, dan hanya mau menang sendiri.
Lain halnya bila seorang suami memiliki sikap yang manis. Meski tempe yang digoreng hangus, ia bisa mendatangi istri dengan lembut seraya berkata, "Kamu sedang letih ya, Mah. Ada yang bisa saya bantu untuk meringankan beban kamu?" Dengan kata-kata menyentuh seperti itu, seorang istri bisa saja langsung menangis saking terharunya. Hatinya yang panas membara seolah diguyur air es yang dingin dari kutub selatan. Byuurrr! Ia merasa suaminya bagaikan sosok lelaki yang penuh pengertian dan penuh perhatian. Bukan kecaman yang ia terima, bukan makian yang ia dapatkan. Namun ia justru mendapatkan perhatian yang luar biasa dari suami tercinta. Hilanglah kepenatan pekerjaan. Hilanglah kegalauan hati dan pikiran. Semuanya sirna hanya karena kata-kata. Tempe yang hangus sudah dilupakan. "Masa bodo dengan tempe hangus." katanya dalam hati.
Inilah yang dibutuhkan dalam menyikapi konflik. Rasa empati dan perhatian yang proporsional merupakan air segar di kala dahaga konflik mulai menggarang. Jadilah suami pengertian agar istri merasa tenang di kala membutuhkan. Sehingga bahtera rumah tangga akan semakin aman berlayar mengarungi dahsyatnya hidup yang penuh ombak dan gelombang.
***
Burhan Sodiq, S.S
Penulis adalah reporter MQ 100,9 FM Solo
2 comments share
ReviewReviewReviewReviewReview Tarbiyah Ruhiyyah dan Jihadiyah dalam Gerakan Islam Apr 22, '07 3:13 AM
for everyone
Category: Other
: Cabaran dan Hala Tuju
Kemelut riddah dan kondisi ummah yang semakin parah samada keberantakan sosial, kepincangan proses keadilan negara dan krisis keyakinan yang sudah semakin terminal (maut) adalah satu heretan kesedaran bagi semua pihak terutamanya gerakan islam untuk membentuk satu prime wave serta seterusnya melakukan satu tuning over. Ia bagi menyelamatkan islam yang semakin terhakis dan tercantas dan mengembalikan keteraturan dalam semua aspek kehidupan ummah.
Oleh yang demikian, satu gerakerja yang bersifat kolektif mestilah disusun dengan serius dan segera dengan memberi penekanan khusus kepada Tarbiyyah Ruhiyyah dan Jihadiyyah. Penekanan kepada kedua aspek ini InsyaAllah akan mampu mewujudkan satu gerakan islam yang rabbani yang mempunyai ciri-ciri Hizbullah. Juga diharapkan melalui penekanan ini, kewujudan gerakan islam dalam massa dapat dirasai dan diambil manfaatnya. Penekanan kepada aspek ini sebenarnya adalah kesinambungan corak pentarbiyyahan yang dilakukan oleh Rasullulah s.a.w.
Al-Marhum Said Hawa adalah satu contoh terbaik seorang tokoh gerakan Islam yang berusaha menghidupkan kembali keperibadian Hizbullah dengan berlandaskan Tarbiyah Ruhiyyah dan Jihadiyyah, Al-Marhum Sayyid Abu Hassan Ali An Nadwi ketika membicarakan mengenai persediaan spiritual (Isti'dad ar Ruhi) menyarankan pemimpin alam islam, jamaah-jamaah, lembaga-lembaga keagamaan dan semua negara Islam agar menanamkan keimanan dalam hati muslimin dan menyalakan perasaan keagamaan serta menyebarkan dakwah melalui wasilah silam dan terkini.
Tarbiyah Ruhiyyah akan melahirkan gerakan rabbani manakala Tarbiyah Jihadiyyah pula akan menghasilkan gerakan mujahidah. Hanya rijal da'wah yang memiliki keperibadian hizbullah sahaja yang akan mampu bertahan dan sanggup meredah gelombang cabaran yang semakin sengit ini. Peribadi yang tidak melalui Tarbiyyah Ruhiyyah dan tidak ada roh jihad akan mudah gugur dan tidak mampu bertahan malah kadangkala akan membawa keburukan kepada gerakan islam.
Tujuan artikel ini:
i) Memurnikan konsep hakiki Tarbiyyah Ruhiyyah dan Jihadiyyah dan berusaha untuk mengikis pendangan sempit sesetengah golongan yang terpengaruh dengan konsep jihad yang telah diselewengkan oleh golongan orientalis.
ii) Mencadangkan kepada semua gerakan Islam dan ahli gerakan untuk melakukan post mortem (pemantauan) yang lebih transparent terhadap keberkesanan sistem pentarbiyyahan yang diamalkan.
iii) Menyatukan semua suara jihad gerakan Islam.
1 - TARBIYYAH RUHIYYAH
Muqaddimah
Terbiyah Rihiyyah merupakan tarbiyah rabbaniyyah kepada para anbiya' sebagai persiapan untuk memikul tugas menyampaikan da'wah Islamiyyah dan konsep pentarbiyahan ini mestilah menjadi panduan kepada rijal hizbullah yang merupakan pewaris anbiya'. Diantara halangan-halangan kepada pendokong gerakan Islam ialah lemahnya aspek 'Tazkiantunnfus' di dalam diri mereka. Oleh kerana itu menjadi kewajipan untuk menghidupkan kembali pengabdian kepada Allah melalui ibadat2 hati. Agama Islam bukan sahaja mementingkan aspek lahiriyyah tetapi ianya juga mementingkan aspek ruhaniyyah, tanpa ada kesinambungan di antara kedua-dua aspek ini agama Islam tidak akan tertegak. Akan tetapi perlu diingat musuh Islam sentiasa berusaha untuk menyelewengkan umat Islam daripada ajarannya yang sebenar termasuklah menyelewengkan umat Islam daripada mafhum Terbiah Ruhiyyah yang sebenar yang merupakan uddah yang paling penting untuk pandai.
Tarbiyah Ruhiyyah
Yang dimaksudkan dengan 'Tarbiyyah Ruhiyyah' ialah penyucian diri daripada segala bentuk syirik dan memperkukuhkannya dengan tauhid kepada Allah dengan berpandukan kepada sunnah Rasullullah s.a.w.
Tarbiyah Ruhiyyah adalah tugas para Anbiya'
Oleh kerana itulah di antara tugas para Rasul dan Anbiya' ialah 'Tazkiatunnufus', sebagaimana firman Allah yang maksudnya:
"Ya Tuhan kami utuskanlah kepada kami seorang rasul daripada kaum mereka yang membaca ayat-ayatMu dan mengajar kitabMu dan hikmah kepada mereka serta menyucikan mereka (daripada kelakuan-kelakuan keji). Sesungguhnya engkau Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana,"
Kepentingan Tarbiyyah Ruhiyyah
Tarbiyah Ruhiyyah amat penting kepada penyokong gerakan Islam kerana ianya menjadi benteng kepada cabaran-cabaran yang akan ditempuhinya. Tanpanya boleh menjerumuskannya ke dalam golongan orang-orang yang gugur di dalam jalan da'wah. Oleh itu dai' mestilah melengkapkan dirinya dengan proses pentarbiyahan seperti berikut:
MaksudNya: "bacalah wahai (Muhammad) dengan nama Tuhanmu yang menciptakan"
Maksudnya: "Wahai orang yang berselimut (Muhammad) sembahyanglah pada malam hari kecuali sedikit daripadanya iaitu separuh malam ataupun kerangkan sedikit ataupun tambahkan. Bacalah Al-Quran dengan Tartil (perlahan) kerana kami akan membebankan ke atas kamu satu kalimah yang berat (Al-Quran)".
Asas Tarbiyyah Ruhaniyyah
Pembaharuan di dalam Islam merangkumi samada individu, keluarga, masyarakat dan negara, oleh itu perlu di tegaskan di sini bahawa menghidupkan kembali Tarbiyyah Ruhaniyyah merupakan perkara yang paling utama kepada proses mentajdidkan Islam maka bertitik tolak dari sinilah asas Tarbiyah Ruhaniyyah mestilah dibina di atas manhaj rabbani iaitu berlandaskan kepada Al-Quran dan Al-Sunnah.
Tasawuwuf dan Tarbiyyah Ruhaniyyah
Pandangan sempit sesetengah pihak, apabila dibicarakan mengenai Tarbiyyah Ruhaniyyah maka apa yang selalu berlegar di dalam fikiran mereka ialah Tasawwuf. Tasawwuf dianggap wasilah al wahidah - "a sole way" dalam mentazkiyyahkan diri. Kertas kerja ini tidak bermaksud untuk membicarakan mengenai pertelingkahan para ulama mengenai Tasawwuf.
Memang tidak dapat dinafikan, peranan tasawwuf dalam meletakkan islam di suatu tahap yang amat gemilan. Malah pada tahun 1258 M atau abad ke 13, setelah Kota Baghadad telah diditawan oleh bangsa ganas Tartar, peranan menjaga Islam telah diambil alih oleh golongan sufi. Kalau kita meneliti dari individu pendakwah yang tiba di rantau ini yang terakam dalam sejarah, maka kita akan dapati mereka adalah tokoh-tokoh yang memahami soal-soal falsafah, teologi dan tasawwuf. Mereka memang berperanan secara langsung sebagai pendakwah seperti Sheikh Ismail yang disebut dalam Hikayat Raja-raja Pasai dan Sheikh Abdul Aziz yang tercatat dalam Sulatu's Salatin Sheikh Abdullah Arif. Malah Haji Abdul Rahman Limbong yang berpegang dengan mahzab As Shafie dan tariqat Nasyabandiah yang dididik pelh Tokku Paloh dengan amalan-amalan sufi telah memimpin gerakan Jihad menentang campurtangan British di Trengganu. Gerakan Jihad 1922-1928 ini mengakibatkan sebelas orang gugur syahid di kampung Padang Kanchong dan Haji Abdul Rahman dibuang negeri ke Mekah.
Al Marhum Sayyid Abu A'la al Maududi mengklasifikasikan tasawwuf kepada tiga jens iaitu:
i) Tasawwuf yang dipersetujui iaitu tasawwuf sufi peringkat awal islam seperti Fudhail bin 'Iyadh', Ibrahim bin Adham. Menurut Al Marhum tasawwuf di peringkat ini tidak mempunyai falsafah yang tersendiri, malah terikat dengan Al-Quran dan Hadith.
ii) Tasawwuf yang ditentang olehnya. Tasawwuf yang bercampur aduk dengan amalan yang syirik dan bi'daah. Begiru juga tasawwuf yang menyebabkan berlakunya pengasingan di antara syariat dan makrifat.
iii) Tasawwuf yang perlu diislahkan iaitu tasawwuf yang menekankan aspek kerohanian semata-mata. Ianya juga bertetapan dengan apa yang dinyatakan oleh Al-Marhum Said Hawwa bahawa golongan yang menyibukkan diri dengan ilmu ini akan memiliki tasawwur Islam yang menurut al Marhum akan menjadi unsur yang terpisah dari tuntutan dan realiti semasa serta dari badihiyyat di dalam islam.
Penyelewengan Tarbiyyah Ruhaniyyah
Fitnah-fitnah yang melanda manusia sejagat kemodenan menyebabkan manusia kosong jiwa dan hilangnya nilai-nilai yang mulia padanya menyebabkan perkumpulan sufi atau tasawwuf menjadi tumpuan. Institusi Tasawwuf menjadi batu loncatan kepada musuh Islam untuk memecahbelahkan umat Islam dan menyelewengkan mereka daripada ajaran Islam yang sebenar. Oleh kerana itulah kita melihat sebahagian besar daripada pendokong golongan ini memisahkan fahaman sekular dan politik dan agama yang merupakan fahaman sekular dan melakukan amalan-amalan yang boleh menjejaskan aqidah. Realiti ini mestilah dipandang berat oleh dai' supaya tidak terjerumus ke dalamnya.
2. TARBIYYAH JIHADIYYAH
Muqaddimah
Maksudnya: Tidaklah meninggalkan satu kaum JIHAD melainkan Alla akan menimpakan ke atas mereka kehinaan dan kehancuran.
Doktor Abdullah Nasih Ulwan mentakrifkan jihad sebagai apa yang ada pada kamu ke arah menegakkan hukum Allah di atas muka bumi serta berusaha untuk menghancurkan segala jenis taghut yang mengahalang jalan dakwah yang kamu beriman dengannya.
(Lihat Doktor Abdullah Nasih Ulwan, Hatta Ya'Lama as Syabab m/s 66)
Manakala Doktor Said Ramadhan Al-Buti pula mentakrifkan jihad sebagai; mencurahkan usaha dalam usaha untuk meninggikan kalimah Allah di muka bumi dan membina masyarakat Islam. Mencurahkan usaha untuk peperangan merupakan satu jenis dari usaha berkenaan. Adapun matlamatnya ialah untuk membina masyarakat Islam, serta seterusnya membina Daulah Islamiyyah yang sebenarnya. (Lihat Doktor Said Ramadhan al Buti, Fiqh as Sirah) Kertas kerja bertujuan memperjelaskan kewajipan berjihad dengan beralaskan realiti semasa yang semakin terkini ummah dan situasi intelek islam yang semakin tersidit dari kewajipan tersebut.
Jihad sebagaimana yang difahami adalah mempunyai pelbagai jenis, sesuai dengan situasi, permasalahan dan masyarakat yang melingkungi. Apa yang dimaksudkan dengan Tarbiyyah Jihaddiyah ialah satu proses pembinaan - pentarbiyyahan (developmental process) untuk membina, membaiki dan menjaga sesuatu perkara samada individu atau kerajaan sehingga dapat dilangsungkan kesinambungannya dengan bersandarkan kepada Ruh Jihad. Persoalanya, apakah survival yang ingin kita teruskan? Dengan mengamblkira realiti umat islam di Malaysia, kita merasakan organisasi dan dakwah mahasiswa tanahair mestilah dijanakan dengan lebih efektif dan serius demi mengembalikan Roh al-Jihad. Jadi inilah Tarbiyyah Jihadiyyah yang cuba diketengahkan dalam kertas kerja ini.
Kewajipan JIHAD adalah satu-satunya kurniaan Allah kepada ummahnya. Gerakan jihad sudah lama wujud, semenjak berlakunya pertarungan di anatara hak dan yang bathil antara Hizbullah dan hizbusyaitan. Ia berperanan mengikut permasaalahan dan kepentingan semasa. Di awal Islam, roh jihad ditiupkan untuk menyebarkan Islam. Di zaman kejatuhan Islam pula gerakan jihad menjadi benteng bagi mempertahankan sempadan Islam dari serangan ganas Monggol dan solibiyyah.
Semasa zaman penjajahan barat ke atas dunia Islam gerakan jihad mengambil peranan sebagai kumpulan pembebasan islam dari taklukan kuffar menggantikan daulah Islammiyyah yang sudah terhapus. Selepas kemerdekaan negara umat Islam di zaman sosialis dan beranika ideologi dan isme, gerakan jihad bertindak sebagai pelindung dan pembela ummah dari ideologi songsang, pengkhianatan golongan nasionalis sekular dan keruntuhan akhlak dikalangan muda Islam.
Pencetus kepada jihad Islam menentang penjajahan barat pada masa dulu adalah Jamaludin al-Afghani (1839-1897). Beliau adalah seorang pemikir yang berani dan pemidato yang karismatik. Dengan kebolehan dan daya inteleknya, beliau merantau dari satu tempat ke satu tempat untuk menyeru ulama dan ummah bersatu berjihad mengahalau penjajah dari negara mereka.
Atas semangat yang ditiup oleh beliau, umat Islam seluruh dunia bangkit di bawah kepimpinan ulama mutaqqin untuk berjihad menghalau penjajah. Di celah pergunungan Moroko, Abdul Kader dan Abdul Karim berjihad menentang Perancis. Di Libya As Sanusi berjihad menentang Itali. Itali merancang untuk menawan Libya pada tahun 1911, hanya dapat menawan nya pada tahun 1932. Di Kaukasus, untuk menyelamatkan kemaraan tentera Tsar, Imam Syamil berjihad selama 25 tahun.
Roh Jihad mestilah dihidupkan kembali demi menyedarkan umat yang sedang enak terlena. Kebangkitan roh ini boleh dilakukan melalui pelbagai cara, sesuai dengan tuntutan, cabaran dan realiti semasa ummah. As Syahid Sayyid Qutb, menullis buku meniup semangat jihad untuk menentang khurafat sosialisme dan pemerintahan diktator Jamal Abdul Nasir sehingga menyebabkan beliau gugur sebagai syahid di tali gantung.
Buku-buku yang dihasilkan oleh As Syahid Sayyid Qutb mencetuskan fikiran baru, sampai jauh ke dalam hati umat Islam. Di Asia Tenggara, sebagai contoh Singa Nusantara - Tengku Chik Muhammad Dawud di Beureuh (1896 - 1984). Semangat jihad yang ditinggalkan oleh beliau di dalam hati umat Islam Acheh masih hangat menyalakan obor perjuangan rakyat Acheh menuntut pemerintahan sebuah negara merdeka.
Ulama adalah pewaris Nabi-nabi
Dapat difahami secara jelas, ulama adalah unsur terpenting dalam struktur masyarakat Islam. Malah telah dinobatkan oleh Rasullulah sebagai pewarisnya. Tradisi kecemerlangan Islam yang telah dipasakan dengan padu oleh Rasullulah telah disambung kesinambungannya oleh para ulama sehinggalah ke tangan 1924, selepas kejatuhan Khilafah Uthmaniyah di tangan Yahudi berbangsa Donma Mustaffa Kamal Antartuk. Malah Eropah sebelum tiba zaman Renaissance, dilanda zaman gelap (Dark Ages). Maksud Dark Ages ini ialah zaman masyarakat Eropah menghadapi kemunduran intelek dan kelembapan ilmu pengethuan. Diransang oleh suasana ini, cerdik pandai Eropah mengalihkan pandangan dan minat untuk tahu terhadap kebudayaan bangsa Timur yang telah lama maju.
Kejatuhan Khilafah Uthmaniah menyaksikan pertumbuhan pesat gerakan-gerakan Islam melaui proses kebangkitan (resurgence) dan proses pentajdidan yang dilakukan as-Syahid Imam Hassan al-Banna. Jadi tradisi kepimpinan ulama dapat diteruskan.
Islam perlu diperjuangkan oleh setiap individu msulim sehingga tertegaknya hakimiyyah ilahiyyah di muka bumi ini. Kewajipan ini adalah TAKLIF yang tidak boleh dipertikaikan berdasarkan ijma ulama dan fuqaha haraki.
MAHASISWA DAN GERAKAN JIHAD
Dalam konteks da'wah islamiyyah dan kebangkitan Islam di Malaysia, perjalanan ke kemuncak adalah diturapi dengan pengorbanan dan golongan muda dan mahasiswa. Kalau diperhatikan, kemasukan semangat Islam diantara tahun 1906 – 1920an adalah dimulakan oleh graduan-graduan seperti Sheikh Tahir Jalaluddin., Sheikh Al-Hadi dan Haji Abbas bin Mohammad melalui gerakan Islah Islamiyyah yang dipelopori oleh Syed Jamaluddin Al-Afghani dan Sheikh Muhammad Abduh.
Pan Islamisme (Penyatuan Dunis Islam bagi menentang perluasan kuasa barat – Western Powers) membangkitkan semangat nasionalisme untuk bangkit menentang penjajah Eropah.
Kebangkitan ini memuncak pada penghujung tahun 1970an, seiring zaman kebangkitan Islam dunia, ekoran Revolusi Islam Iran dan kebangkitan jihad di Afganistan. Perkembangan ini semakin pesat sehinggalah ke pertengahan tahun 1980an.
Berdasarkan pengalaman kita, dari ratusan malah ribuah pelajar universiti dan institusi pengajian tinggi di Malaysia dan di luar negara, berapa ramaikah tenaga dakwah dan aktivis yang meneruskan ledakan dan roh dakwah yang difahaminya selepas bangku universiti? Tidak dinafikan ramai pemimpin politik masakini aadlah bekas pemimpin pelajar. Persoalannya, kemanakan barisan besar mahasiwa yang dipimpin dahulu? Dimanakah tenaga du'at yang dipimpim dulu, yang sama bergelumbang dengan rehlah, tamri, usrah dan sebagainya? Bayangkan betapa besar tenaga dakwah kita jika ribuan mahasiswa tempatan dan lusr negara yang dibimbing dahulu masih bersama kota. Masih segar rohani keIslaman dan membara semangat dakwah mereka. Ada pendapat yang mengatakan laungan yang diteriakkan oleh golongan mahasiawa begitu diambil berat dan direnungi oleh pemerintah di sekitar tahun-tahun 1970an, namun mengapa menjelang mellinium baru suara mahasiswa hanyalah hampas dan kosong? Budaya takut, terpengaruh dengan pengaruh materialisme dan teraba mencari tempat dan rentak yang sesuai untuk bergerak dalah faktor-faktor yang cukup sinonim dengan kelesuan golongan mahasiswa. Malah ada yang melihat mahasiswa adalah unsur yang tersudut dari masyarakat di mana kewujudannya tidak dapat dirasai sepenuhnya oleh masyarakat. Atau aakah Akta Universiti dan Kolej 1974 yang telah memandulkan gerakan mahasiawa?
Mahasiswa seharusnya sentiasa responsif dan peka kepada perkembangan yang berlaku agar persiapan yang dilakukan sejajar dengan cabaran yang semakin sengit. K-Politics (Knowledge Politics) adlah suatu kemestian yang mesti difahami dan dihayati oleh golongan mahasiawa. Mahasiswa seharusnya kembali untuk melakukan satu anjakan (shift) dan ledakan (Leap) samada paradigma perjuangan dan pemikiran terhadap kondisi-kondisi ummah yang semakin parah. Mahasiswa sewajarnya menjadi unsur yang kembali menerajui gelombang perubahan negara bukan sekadar terperangkap dengan ilmu yang terlekat dibilik kuliyyah dan teori-teori hampas. Mahasiswa haruslah membina satu organisasi yang akan menghimpunkan kesemua mahasiswa tanpa melihat kepada bidang dan ilmu pengetahuan yang dimiliki ke arah melahirkan Wehdatul Fikr dan Wehdatul Amal.
Setiap organisasi yang wujud di kalangan mahasiswa di sesuatu tempat – negara perlu berinteraksi dianatara satu sama lain untuk mewujudakan persepakatan ke arah membentuk Sofwah al-Muktarah demi merealisasikan cita-cita dakwah yang diperjuangkan. Maka benarlah pandangan al-Marhum Said Hawwa dalam kitabnya Durus Fi Amal al-Islami bahawa kewujudan jundullah dalam hizbullah amat diperlukan sebagai benteng utama dalam pergerakan organisasi dakwah.
AMAL JAMAI'YY SEBAGAI MODUS OPERANDI ORGANISASI
Oleh sebab dakwah akan lebih berkesan dilaksanakan secara kolektif (jamai'yy) maka aspek menyusun tanzim gerakan menjadi sangat penting. Para ulama haraki telah menghuraikan empat elemen utama yang memastikan kejayaan gerakan mencapai matlamatnya iaitu:
1.Pemimpin (al imarah)
2.Syura
3.Ketaatan anggota
4.Baia'h
Tarbiyah Ruhiyyah dan Jihadiyah dalam Gerakan Islam : Cabaran dan Hala Tuju
Kemelut riddah dan kondisi ummah yang semakin parah samada keberantakan sosial, kepincangan proses keadilan negara dan krisis keyakinan yang sudah semakin terminal (maut) adalah satu heretan kesedaran bagi semua pihak terutamanya gerakan islam untuk membentuk satu prime wave serta seterusnya melakukan satu tuning over. Ia bagi menyelamatkan islam yang semakin terhakis dan tercantas dan mengembalikan keteraturan dalam semua aspek kehidupan ummah.
Oleh yang demikian, satu gerakerja yang bersifat kolektif mestilah disusun dengan serius dan segera dengan memberi penekanan khusus kepada Tarbiyyah Ruhiyyah dan Jihadiyyah. Penekanan kepada kedua aspek ini InsyaAllah akan mampu mewujudkan satu gerakan islam yang rabbani yang mempunyai ciri-ciri Hizbullah. Juga diharapkan melalui penekanan ini, kewujudan gerakan islam dalam massa dapat dirasai dan diambil manfaatnya. Penekanan kepada aspek ini sebenarnya adalah kesinambungan corak pentarbiyyahan yang dilakukan oleh Rasullulah s.a.w.
Al-Marhum Said Hawa adalah satu contoh terbaik seorang tokoh gerakan Islam yang berusaha menghidupkan kembali keperibadian Hizbullah dengan berlandaskan Tarbiyah Ruhiyyah dan Jihadiyyah, Al-Marhum Sayyid Abu Hassan Ali An Nadwi ketika membicarakan mengenai persediaan spiritual (Isti'dad ar Ruhi) menyarankan pemimpin alam islam, jamaah-jamaah, lembaga-lembaga keagamaan dan semua negara Islam agar menanamkan keimanan dalam hati muslimin dan menyalakan perasaan keagamaan serta menyebarkan dakwah melalui wasilah silam dan terkini.
Tarbiyah Ruhiyyah akan melahirkan gerakan rabbani manakala Tarbiyah Jihadiyyah pula akan menghasilkan gerakan mujahidah. Hanya rijal da'wah yang memiliki keperibadian hizbullah sahaja yang akan mampu bertahan dan sanggup meredah gelombang cabaran yang semakin sengit ini. Peribadi yang tidak melalui Tarbiyyah Ruhiyyah dan tidak ada roh jihad akan mudah gugur dan tidak mampu bertahan malah kadangkala akan membawa keburukan kepada gerakan islam.
Tujuan artikel ini:
i) Memurnikan konsep hakiki Tarbiyyah Ruhiyyah dan Jihadiyyah dan berusaha untuk mengikis pendangan sempit sesetengah golongan yang terpengaruh dengan konsep jihad yang telah diselewengkan oleh golongan orientalis.
ii) Mencadangkan kepada semua gerakan Islam dan ahli gerakan untuk melakukan post mortem (pemantauan) yang lebih transparent terhadap keberkesanan sistem pentarbiyyahan yang diamalkan.
iii) Menyatukan semua suara jihad gerakan Islam.
1 - TARBIYYAH RUHIYYAH
Muqaddimah
Terbiyah Rihiyyah merupakan tarbiyah rabbaniyyah kepada para anbiya' sebagai persiapan untuk memikul tugas menyampaikan da'wah Islamiyyah dan konsep pentarbiyahan ini mestilah menjadi panduan kepada rijal hizbullah yang merupakan pewaris anbiya'. Diantara halangan-halangan kepada pendokong gerakan Islam ialah lemahnya aspek 'Tazkiantunnfus' di dalam diri mereka. Oleh kerana itu menjadi kewajipan untuk menghidupkan kembali pengabdian kepada Allah melalui ibadat2 hati. Agama Islam bukan sahaja mementingkan aspek lahiriyyah tetapi ianya juga mementingkan aspek ruhaniyyah, tanpa ada kesinambungan di antara kedua-dua aspek ini agama Islam tidak akan tertegak. Akan tetapi perlu diingat musuh Islam sentiasa berusaha untuk menyelewengkan umat Islam daripada ajarannya yang sebenar termasuklah menyelewengkan umat Islam daripada mafhum Terbiah Ruhiyyah yang sebenar yang merupakan uddah yang paling penting untuk pandai.
Tarbiyah Ruhiyyah
Yang dimaksudkan dengan 'Tarbiyyah Ruhiyyah' ialah penyucian diri daripada segala bentuk syirik dan memperkukuhkannya dengan tauhid kepada Allah dengan berpandukan kepada sunnah Rasullullah s.a.w.
Tarbiyah Ruhiyyah adalah tugas para Anbiya'
Oleh kerana itulah di antara tugas para Rasul dan Anbiya' ialah 'Tazkiatunnufus', sebagaimana firman Allah yang maksudnya:
"Ya Tuhan kami utuskanlah kepada kami seorang rasul daripada kaum mereka yang membaca ayat-ayatMu dan mengajar kitabMu dan hikmah kepada mereka serta menyucikan mereka (daripada kelakuan-kelakuan keji). Sesungguhnya engkau Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana,"
Kepentingan Tarbiyyah Ruhiyyah
Tarbiyah Ruhiyyah amat penting kepada penyokong gerakan Islam kerana ianya menjadi benteng kepada cabaran-cabaran yang akan ditempuhinya. Tanpanya boleh menjerumuskannya ke dalam golongan orang-orang yang gugur di dalam jalan da'wah. Oleh itu dai' mestilah melengkapkan dirinya dengan proses pentarbiyahan seperti berikut:
MaksudNya: "bacalah wahai (Muhammad) dengan nama Tuhanmu yang menciptakan"
Maksudnya: "Wahai orang yang berselimut (Muhammad) sembahyanglah pada malam hari kecuali sedikit daripadanya iaitu separuh malam ataupun kerangkan sedikit ataupun tambahkan. Bacalah Al-Quran dengan Tartil (perlahan) kerana kami akan membebankan ke atas kamu satu kalimah yang berat (Al-Quran)".
Asas Tarbiyyah Ruhaniyyah
Pembaharuan di dalam Islam merangkumi samada individu, keluarga, masyarakat dan negara, oleh itu perlu di tegaskan di sini bahawa menghidupkan kembali Tarbiyyah Ruhaniyyah merupakan perkara yang paling utama kepada proses mentajdidkan Islam maka bertitik tolak dari sinilah asas Tarbiyah Ruhaniyyah mestilah dibina di atas manhaj rabbani iaitu berlandaskan kepada Al-Quran dan Al-Sunnah.
Tasawuwuf dan Tarbiyyah Ruhaniyyah
Pandangan sempit sesetengah pihak, apabila dibicarakan mengenai Tarbiyyah Ruhaniyyah maka apa yang selalu berlegar di dalam fikiran mereka ialah Tasawwuf. Tasawwuf dianggap wasilah al wahidah - "a sole way" dalam mentazkiyyahkan diri. Kertas kerja ini tidak bermaksud untuk membicarakan mengenai pertelingkahan para ulama mengenai Tasawwuf.
Memang tidak dapat dinafikan, peranan tasawwuf dalam meletakkan islam di suatu tahap yang amat gemilan. Malah pada tahun 1258 M atau abad ke 13, setelah Kota Baghadad telah diditawan oleh bangsa ganas Tartar, peranan menjaga Islam telah diambil alih oleh golongan sufi. Kalau kita meneliti dari individu pendakwah yang tiba di rantau ini yang terakam dalam sejarah, maka kita akan dapati mereka adalah tokoh-tokoh yang memahami soal-soal falsafah, teologi dan tasawwuf. Mereka memang berperanan secara langsung sebagai pendakwah seperti Sheikh Ismail yang disebut dalam Hikayat Raja-raja Pasai dan Sheikh Abdul Aziz yang tercatat dalam Sulatu's Salatin Sheikh Abdullah Arif. Malah Haji Abdul Rahman Limbong yang berpegang dengan mahzab As Shafie dan tariqat Nasyabandiah yang dididik pelh Tokku Paloh dengan amalan-amalan sufi telah memimpin gerakan Jihad menentang campurtangan British di Trengganu. Gerakan Jihad 1922-1928 ini mengakibatkan sebelas orang gugur syahid di kampung Padang Kanchong dan Haji Abdul Rahman dibuang negeri ke Mekah.
Al Marhum Sayyid Abu A'la al Maududi mengklasifikasikan tasawwuf kepada tiga jens iaitu:
i) Tasawwuf yang dipersetujui iaitu tasawwuf sufi peringkat awal islam seperti Fudhail bin 'Iyadh', Ibrahim bin Adham. Menurut Al Marhum tasawwuf di peringkat ini tidak mempunyai falsafah yang tersendiri, malah terikat dengan Al-Quran dan Hadith.
ii) Tasawwuf yang ditentang olehnya. Tasawwuf yang bercampur aduk dengan amalan yang syirik dan bi'daah. Begiru juga tasawwuf yang menyebabkan berlakunya pengasingan di antara syariat dan makrifat.
iii) Tasawwuf yang perlu diislahkan iaitu tasawwuf yang menekankan aspek kerohanian semata-mata. Ianya juga bertetapan dengan apa yang dinyatakan oleh Al-Marhum Said Hawwa bahawa golongan yang menyibukkan diri dengan ilmu ini akan memiliki tasawwur Islam yang menurut al Marhum akan menjadi unsur yang terpisah dari tuntutan dan realiti semasa serta dari badihiyyat di dalam islam.
Penyelewengan Tarbiyyah Ruhaniyyah
Fitnah-fitnah yang melanda manusia sejagat kemodenan menyebabkan manusia kosong jiwa dan hilangnya nilai-nilai yang mulia padanya menyebabkan perkumpulan sufi atau tasawwuf menjadi tumpuan. Institusi Tasawwuf menjadi batu loncatan kepada musuh Islam untuk memecahbelahkan umat Islam dan menyelewengkan mereka daripada ajaran Islam yang sebenar. Oleh kerana itulah kita melihat sebahagian besar daripada pendokong golongan ini memisahkan fahaman sekular dan politik dan agama yang merupakan fahaman sekular dan melakukan amalan-amalan yang boleh menjejaskan aqidah. Realiti ini mestilah dipandang berat oleh dai' supaya tidak terjerumus ke dalamnya.
2. TARBIYYAH JIHADIYYAH
Muqaddimah
Maksudnya: Tidaklah meninggalkan satu kaum JIHAD melainkan Alla akan menimpakan ke atas mereka kehinaan dan kehancuran.
Doktor Abdullah Nasih Ulwan mentakrifkan jihad sebagai apa yang ada pada kamu ke arah menegakkan hukum Allah di atas muka bumi serta berusaha untuk menghancurkan segala jenis taghut yang mengahalang jalan dakwah yang kamu beriman dengannya.
(Lihat Doktor Abdullah Nasih Ulwan, Hatta Ya'Lama as Syabab m/s 66)
Manakala Doktor Said Ramadhan Al-Buti pula mentakrifkan jihad sebagai; mencurahkan usaha dalam usaha untuk meninggikan kalimah Allah di muka bumi dan membina masyarakat Islam. Mencurahkan usaha untuk peperangan merupakan satu jenis dari usaha berkenaan. Adapun matlamatnya ialah untuk membina masyarakat Islam, serta seterusnya membina Daulah Islamiyyah yang sebenarnya. (Lihat Doktor Said Ramadhan al Buti, Fiqh as Sirah) Kertas kerja bertujuan memperjelaskan kewajipan berjihad dengan beralaskan realiti semasa yang semakin terkini ummah dan situasi intelek islam yang semakin tersidit dari kewajipan tersebut.
Jihad sebagaimana yang difahami adalah mempunyai pelbagai jenis, sesuai dengan situasi, permasalahan dan masyarakat yang melingkungi. Apa yang dimaksudkan dengan Tarbiyyah Jihaddiyah ialah satu proses pembinaan - pentarbiyyahan (developmental process) untuk membina, membaiki dan menjaga sesuatu perkara samada individu atau kerajaan sehingga dapat dilangsungkan kesinambungannya dengan bersandarkan kepada Ruh Jihad. Persoalanya, apakah survival yang ingin kita teruskan? Dengan mengamblkira realiti umat islam di Malaysia, kita merasakan organisasi dan dakwah mahasiswa tanahair mestilah dijanakan dengan lebih efektif dan serius demi mengembalikan Roh al-Jihad. Jadi inilah Tarbiyyah Jihadiyyah yang cuba diketengahkan dalam kertas kerja ini.
Kewajipan JIHAD adalah satu-satunya kurniaan Allah kepada ummahnya. Gerakan jihad sudah lama wujud, semenjak berlakunya pertarungan di anatara hak dan yang bathil antara Hizbullah dan hizbusyaitan. Ia berperanan mengikut permasaalahan dan kepentingan semasa. Di awal Islam, roh jihad ditiupkan untuk menyebarkan Islam. Di zaman kejatuhan Islam pula gerakan jihad menjadi benteng bagi mempertahankan sempadan Islam dari serangan ganas Monggol dan solibiyyah.
Semasa zaman penjajahan barat ke atas dunia Islam gerakan jihad mengambil peranan sebagai kumpulan pembebasan islam dari taklukan kuffar menggantikan daulah Islammiyyah yang sudah terhapus. Selepas kemerdekaan negara umat Islam di zaman sosialis dan beranika ideologi dan isme, gerakan jihad bertindak sebagai pelindung dan pembela ummah dari ideologi songsang, pengkhianatan golongan nasionalis sekular dan keruntuhan akhlak dikalangan muda Islam.
Pencetus kepada jihad Islam menentang penjajahan barat pada masa dulu adalah Jamaludin al-Afghani (1839-1897). Beliau adalah seorang pemikir yang berani dan pemidato yang karismatik. Dengan kebolehan dan daya inteleknya, beliau merantau dari satu tempat ke satu tempat untuk menyeru ulama dan ummah bersatu berjihad mengahalau penjajah dari negara mereka.
Atas semangat yang ditiup oleh beliau, umat Islam seluruh dunia bangkit di bawah kepimpinan ulama mutaqqin untuk berjihad menghalau penjajah. Di celah pergunungan Moroko, Abdul Kader dan Abdul Karim berjihad menentang Perancis. Di Libya As Sanusi berjihad menentang Itali. Itali merancang untuk menawan Libya pada tahun 1911, hanya dapat menawan nya pada tahun 1932. Di Kaukasus, untuk menyelamatkan kemaraan tentera Tsar, Imam Syamil berjihad selama 25 tahun.
Roh Jihad mestilah dihidupkan kembali demi menyedarkan umat yang sedang enak terlena. Kebangkitan roh ini boleh dilakukan melalui pelbagai cara, sesuai dengan tuntutan, cabaran dan realiti semasa ummah. As Syahid Sayyid Qutb, menullis buku meniup semangat jihad untuk menentang khurafat sosialisme dan pemerintahan diktator Jamal Abdul Nasir sehingga menyebabkan beliau gugur sebagai syahid di tali gantung.
Buku-buku yang dihasilkan oleh As Syahid Sayyid Qutb mencetuskan fikiran baru, sampai jauh ke dalam hati umat Islam. Di Asia Tenggara, sebagai contoh Singa Nusantara - Tengku Chik Muhammad Dawud di Beureuh (1896 - 1984). Semangat jihad yang ditinggalkan oleh beliau di dalam hati umat Islam Acheh masih hangat menyalakan obor perjuangan rakyat Acheh menuntut pemerintahan sebuah negara merdeka.
Ulama adalah pewaris Nabi-nabi
Dapat difahami secara jelas, ulama adalah unsur terpenting dalam struktur masyarakat Islam. Malah telah dinobatkan oleh Rasullulah sebagai pewarisnya. Tradisi kecemerlangan Islam yang telah dipasakan dengan padu oleh Rasullulah telah disambung kesinambungannya oleh para ulama sehinggalah ke tangan 1924, selepas kejatuhan Khilafah Uthmaniyah di tangan Yahudi berbangsa Donma Mustaffa Kamal Antartuk. Malah Eropah sebelum tiba zaman Renaissance, dilanda zaman gelap (Dark Ages). Maksud Dark Ages ini ialah zaman masyarakat Eropah menghadapi kemunduran intelek dan kelembapan ilmu pengethuan. Diransang oleh suasana ini, cerdik pandai Eropah mengalihkan pandangan dan minat untuk tahu terhadap kebudayaan bangsa Timur yang telah lama maju.
Kejatuhan Khilafah Uthmaniah menyaksikan pertumbuhan pesat gerakan-gerakan Islam melaui proses kebangkitan (resurgence) dan proses pentajdidan yang dilakukan as-Syahid Imam Hassan al-Banna. Jadi tradisi kepimpinan ulama dapat diteruskan.
Islam perlu diperjuangkan oleh setiap individu msulim sehingga tertegaknya hakimiyyah ilahiyyah di muka bumi ini. Kewajipan ini adalah TAKLIF yang tidak boleh dipertikaikan berdasarkan ijma ulama dan fuqaha haraki.
MAHASISWA DAN GERAKAN JIHAD
Dalam konteks da'wah islamiyyah dan kebangkitan Islam di Malaysia, perjalanan ke kemuncak adalah diturapi dengan pengorbanan dan golongan muda dan mahasiswa. Kalau diperhatikan, kemasukan semangat Islam diantara tahun 1906 – 1920an adalah dimulakan oleh graduan-graduan seperti Sheikh Tahir Jalaluddin., Sheikh Al-Hadi dan Haji Abbas bin Mohammad melalui gerakan Islah Islamiyyah yang dipelopori oleh Syed Jamaluddin Al-Afghani dan Sheikh Muhammad Abduh.
Pan Islamisme (Penyatuan Dunis Islam bagi menentang perluasan kuasa barat – Western Powers) membangkitkan semangat nasionalisme untuk bangkit menentang penjajah Eropah.
Kebangkitan ini memuncak pada penghujung tahun 1970an, seiring zaman kebangkitan Islam dunia, ekoran Revolusi Islam Iran dan kebangkitan jihad di Afganistan. Perkembangan ini semakin pesat sehinggalah ke pertengahan tahun 1980an.
Berdasarkan pengalaman kita, dari ratusan malah ribuah pelajar universiti dan institusi pengajian tinggi di Malaysia dan di luar negara, berapa ramaikah tenaga dakwah dan aktivis yang meneruskan ledakan dan roh dakwah yang difahaminya selepas bangku universiti? Tidak dinafikan ramai pemimpin politik masakini aadlah bekas pemimpin pelajar. Persoalannya, kemanakan barisan besar mahasiwa yang dipimpin dahulu? Dimanakah tenaga du'at yang dipimpim dulu, yang sama bergelumbang dengan rehlah, tamri, usrah dan sebagainya? Bayangkan betapa besar tenaga dakwah kita jika ribuan mahasiswa tempatan dan lusr negara yang dibimbing dahulu masih bersama kota. Masih segar rohani keIslaman dan membara semangat dakwah mereka. Ada pendapat yang mengatakan laungan yang diteriakkan oleh golongan mahasiawa begitu diambil berat dan direnungi oleh pemerintah di sekitar tahun-tahun 1970an, namun mengapa menjelang mellinium baru suara mahasiswa hanyalah hampas dan kosong? Budaya takut, terpengaruh dengan pengaruh materialisme dan teraba mencari tempat dan rentak yang sesuai untuk bergerak dalah faktor-faktor yang cukup sinonim dengan kelesuan golongan mahasiswa. Malah ada yang melihat mahasiswa adalah unsur yang tersudut dari masyarakat di mana kewujudannya tidak dapat dirasai sepenuhnya oleh masyarakat. Atau aakah Akta Universiti dan Kolej 1974 yang telah memandulkan gerakan mahasiawa?
Mahasiswa seharusnya sentiasa responsif dan peka kepada perkembangan yang berlaku agar persiapan yang dilakukan sejajar dengan cabaran yang semakin sengit. K-Politics (Knowledge Politics) adlah suatu kemestian yang mesti difahami dan dihayati oleh golongan mahasiawa. Mahasiswa seharusnya kembali untuk melakukan satu anjakan (shift) dan ledakan (Leap) samada paradigma perjuangan dan pemikiran terhadap kondisi-kondisi ummah yang semakin parah. Mahasiswa sewajarnya menjadi unsur yang kembali menerajui gelombang perubahan negara bukan sekadar terperangkap dengan ilmu yang terlekat dibilik kuliyyah dan teori-teori hampas. Mahasiswa haruslah membina satu organisasi yang akan menghimpunkan kesemua mahasiswa tanpa melihat kepada bidang dan ilmu pengetahuan yang dimiliki ke arah melahirkan Wehdatul Fikr dan Wehdatul Amal.
Setiap organisasi yang wujud di kalangan mahasiswa di sesuatu tempat – negara perlu berinteraksi dianatara satu sama lain untuk mewujudakan persepakatan ke arah membentuk Sofwah al-Muktarah demi merealisasikan cita-cita dakwah yang diperjuangkan. Maka benarlah pandangan al-Marhum Said Hawwa dalam kitabnya Durus Fi Amal al-Islami bahawa kewujudan jundullah dalam hizbullah amat diperlukan sebagai benteng utama dalam pergerakan organisasi dakwah.
AMAL JAMAI'YY SEBAGAI MODUS OPERANDI ORGANISASI
Oleh sebab dakwah akan lebih berkesan dilaksanakan secara kolektif (jamai'yy) maka aspek menyusun tanzim gerakan menjadi sangat penting. Para ulama haraki telah menghuraikan empat elemen utama yang memastikan kejayaan gerakan mencapai matlamatnya iaitu:
1.Pemimpin (al imarah)
2.Syura
3.Ketaatan anggota
4.Baia'h
0 comments share
ReviewReviewReviewReviewReview Menuju Surga Dengan Cinta Apr 22, '07 3:10 AM
for everyone
Category: Other
eramuslim - Setiap individu pasti akan merasai cinta dan mencintai sesuatu. Cinta adalah perasaan halus yang dimiliki hati setiap manusia, dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam Islam, cinta merupakan masalah utama dalam kehidupan dunia dan akhirat. Ini karena Islam sendiri merupakan agama yang berasaskan cinta. Sabda Rasullulah SAW.: "Tiga perkara yang apabila terdapat pada diri seseorang maka ia akan mendapat manisnya iman, yakni: Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada yang lain; mencintai seseorang hanya karena Allah, dan benci untuk kembali kepada kekafiran sebagaimana ia tidak suka dilemparkan ke dalam neraka" (HR. Bukhari dan Muslim)
Oleh karena itulah Islam menyeru kepada cinta, yaitu cinta kepada Allah, cinta kepada Rasulullah, cinta kepada agama, cinta kepada aqidah, juga cinta kepada sesama makhluk, sebagaimana Allah menjadikan perasaan cinta antara suami istri sebagai sebagian tanda dan bukti kekuasaan-Nya, firman Allah SWT: "Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir (QS. Ar-Ruum: 21).
Jelaslah bahwa cinta adalah tanda kehidupan ruhani dalam aqidah orang mukmin, seperti halnya cinta juga menjadi dasar dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat. Selain itu, iman dalam Islam ditegakkan berdasarkan cinta dan kasih sayang, sebagaimana terlukis indah dalam sabda Rasulullah SAW : "Demi Dzat yang diriku ada di tanganNya, kamu tidak akan masuk syurga sehingga kamu beriman, dan kamu tidak akan beriman dengan sempurna hingga kamu saling mencintai. Maukah aku tunjukkan kepada kalian sesuatu yang jika kalian lakukan kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian." (HR Muslim)
Dalam hadist diatas, Rasullulah SAW menegaskan bahwa jalan menuju ke syurga bergantung kepada iman, dan iman bergantung kepada cinta. Maka cinta adalah syarat dalam iman, rukun dalam aqidah, dan asas dalam agama.
Cinta dalam Islam adalah kaidah dan sistem yang mempunyai batas. Ia adalah penunjuk ke arah mendidik jiwa, membersihkan akhlaq serta mencegah atau melindungi diri daripada dosa-dosa. Cinta dapat membimbing jiwa agar bersinar cemerlang, penuh dengan perasaan cinta dan dicintai.
Sayangnya dalam kondisi saat ini, cinta yang lahir cenderung penuh hawa nafsu dan menyimpang daripada tujuan murni yang sebenarnya. Setiap saat, setiap hari kita dibuai dengan lagu cinta, dibuat terlena dengan tontonan kisah cinta yang menghanyutkan kita ke dunia khayal yang merugikan. Kini bahkan banyak yang menyalahartikan makna cinta sebenarnya, sehingga terdorong melewati batas pergaulan dan tatasusila seorang mukmin.
Untuk itu, renungkanlah sejenak hakikat kehidupan kita di dunia. Rasullulah SAW bersabda: "Tidak sempurna iman salah seorang dari kamu sehingga ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai diri sendiri." Juga sabda Rasulullah, "Barang siapa ingin mendapatkan manisnya iman, maka hendaklah ia mencintai orang lain karena Allah." (HR Hakim dari Abu Hurairah). (melayu.com)
0 comments share
ReviewReviewReviewReviewReview hikmah pengharaman babi Apr 22, '07 3:08 AM
for everyone
Category: Other
Hal ini penting untuk diketahui, terutama oleh pemuda-pemuda kita yang sering pergi ke negara-negara Eropa dan Amerika, yang menjadikan daging babi sebagai makanan pokok dalam hidangan mereka.
Dalam kesempatan ini, saya sitir kembali kejadian yang berlangsung ketika Imam Muhammad Abduh mengunjungi Perancis. Mereka bertanya kepadanya mengenai rahasia diharamkannya babi dalam Islam. Mereka bertanya kepada Imam, "Kalian (umat Islam) mengatakan bahwa babi haram, karena ia memakan sampah yang mengandung cacing pita, mikroba-mikroba dan bakteri-bakteri lainnya. Hal itu sekarang ini sudah tidak ada. Karena babi diternak dalam peternakan modern, dengan kebersihan terjamin, dan proses sterilisasi yang mencukupi. Bagaimana mungkin babi-babi itu terjangkit cacing pita atau bakteri dan mikroba lainnya.?"
Imam Muhammad Abduh tidak langsung menjawab pertanyaan itu, dan dengan kecerdikannya beliau meminta mereka untuk menghadirkan dua ekor ayam jantan beserta satu ayam betina, dan dua ekor babi jantan beserta satu babi betina.
Mengetahui hal itu, mereka bertanya, "Untuk apa semua ini?" Beliau menjawab, "Penuhi apa yang saya pinta, maka akan saya perlihatkan suatu rahasia."
Mereka memenuhi apa yang beliau pinta. Kemudian beliau memerintahkan agar melepas dua ekor ayam jantan bersama satu ekor ayam betina dalam satu kandang. Kedua ayam jantan itu berkelahi dan saling membunuh, untuk mendapatkan ayam betina bagi dirinya sendiri, hingga salah satu dari keduanya hampir tewas. Beliau lalu memerintahkan agar mengurung kedua ayam tersebut.
Kemudian beliau memerintahkan mereka untuk melepas dua ekor babi jantan bersama dengan satu babi betina. Kali ini mereka menyaksikan keanehan. Babi jantan yang satu membantu temannya sesama jantan untuk melaksanakan hajat seksualnya, tanpa rasa cemburu, tanpa harga diri atau keinginan untuk menjaga babi betina dari temannya.
Selanjutnya beliau berkata, "Saudara-saudara, daging babi membunuh 'ghirah' orang yang memakannya. Itulah yang terjadi pada kalian. Seorang lelaki dari kalian melihat isterinya bersama lelaki lain, dan membiarkannya tanpa rasa cemburu, dan seorang bapak di antara kalian melihat anak perempuannya bersama lelaki asing, dan kalian membiarkannya tanpa rasa cemburu, dan was-was, karena daging babi itu menularkan sifat-sifatnya pada orang yang memakannya."
Kemudian beliau memberikan contoh yang baik sekali dalam syariat Islam. Yaitu Islam mengharamkan beberapa jenis ternak dan unggas yang berkeliaran di sekitar kita, yang memakan kotorannya sendiri. Syariah memerintahkan bagi orang yang ingin menyembelih ayam, bebek atau angsa yang memakan kotorannya sendiri agar mengurungnya selama tiga hari, memberinya makan dan memperhatikan apa yang dikonsumsi oleh hewan itu. Hingga perutnya bersih dari kotoran-kotoran yang mengandung bakteri dan mikroba. Karena penyakit ini akan berpindah kepada manusia, tanpa diketahui dan dirasakan oleh orang yang memakannya. Itulah hukum Allah, seperti itulah hikmah Allah.
Ilmu pengetahuan modern telah mengungkapkan banyak penyakit yang disebabkan mengkonsumsi daging babi. Sebagian darinya disebutkan oleh Dr. Murad Hoffman, seorang Muslim Jerman, dalam bukunya "Pergolakan Pemikiran: Catatan Harian Muslim Jerman", halaman 130-131: "Memakan daging babi yang terjangkiti cacing babi tidak hanya berbahaya, tetapi juga dapat menyebabkan meningkatnya kandungan kolestrol dan memperlambat proses penguraian protein dalam tubuh, yang mengakibatkan kemungkinan terserang kanker usus, iritasi kulit, eksim, dan rematik. Bukankah sudah kita ketahui, virus-virus influenza yang berbahaya hidup dan berkembang pada musim panas karena medium babi?"
Dr. Muhammad Abdul Khair, dalam bukunya Ijtihâdât fi at Tafsîr al Qur'an al Karîm, halaman 112, menyebutkan beberapa penyakit yang disebabkan oleh daging babi: "Daging babi mengandung benih-benih cacing pita dan cacing trachenea lolipia. Cacing-cacing ini akan berpindah kepada manusia yang mengkonsumsi daging babi tersebut. Patut dicatat, hingga saat ini, generasi babi belum terbebaskan dari cacing-cacing ini. Penyakit lain yang ditularkan oleh daging babi banyak sekali, di antaranya:
1. Kolera babi. Yaitu penyakit berbahaya yang disebabkan oleh virus
2. Keguguran nanah, yang disebabkan oleh bakteri prosillia babi.
3. Kulit kemerahan, yang ganas dan menahun. Yang pertama bisa menyebabkan kematian dalam beberapa kasus, dan yang kedua menyebabkan gangguan persendian.
4. Penyakit pengelupasan kulit.
5. Benalu eskares, yang berbahaya bagi manusia.
Fakta-fakta berikut cukup membuat seseorang untuk segera menjauhi babi:
1. Babi adalah hewan yang kerakusannya dalam makan tidak tertandingi hewan lain. Ia makan semua makanan di depannya. Jika perutnya telah penuh atau makanannya telah habis, ia akan memuntahkan isi perutnya dan memakannya lagi, untuk memuaskan kerakusannya. Ia tidak akan berhenti makan, bahkan memakan muntahannya.
2. Ia memakan semua yang bisa dimakan di hadapannya. Memakan kotoran apa pun di depannya, entah kotoran manusia, hewan atau tumbuhan, bahkan memakan kotorannya sendiri, hingga tidak ada lagi yang bisa dimakan di hadapannya.
3. Ia mengencingi kotoranya dan memakannya jika berada di hadapannya, kemudian memakannya kembali.
4. Ia memakan sampah, busuk-busukan, dan kotoran hewan.
5. Ia adalah hewan mamalia satu-satunya yang memakan tanah, memakannya dalam jumlah besar dan dalam waktu lama, jika dibiarkan.
6. Kulit orang yang memakan babi akan mengeluarkan bau yang tidak sedap.
7. Penelitian ilmiah modern di dua negara Timur dan Barat, yaitu Cina dan Swedia --Cina mayoritas penduduknya penyembah berhala, sedangkan Swedia mayoritas penduduknya sekular-- menyatakan: daging babi merupakan merupakan penyebab utama kanker anus dan kolon. Persentase penderita penyakit ini di negara-negara yang penduduknya memakan babi, meningkat secara drastis. Terutama di negara-negara Eropa, dan Amerika, serta di negara-negara Asia (seperti Cina dan India). Sementara di negara-negara Islam, persentasenya amat rendah, sekitar 1/1000. Hasil penelitian ini dipublikasikan pada 1986, dalam Konferensi Tahunan Sedunia tentang Penyakit Alat Pencernaan, yang diadakan di Sao Paulo.
Kini kita tahu betapa besar hikmah Allah mengharamkan daging dan lemak babi. Untuk diketahui bersama, pengharaman tersebut tidak hanya daging babi saja, namun juga semua makanan yang diproses dengan lemak babi, seperti beberapa jenis permen dan coklat, juga beberapa jenis roti yang bagian atasnya disiram dengan lemak babi. Kesimpulannya, semua hal yang menggunakan lemak hewan hendaknya diperhatikan sebelum disantap. Kita tidak memakannya kecuali setelah yakin bahwa makanan itu tidak mengandung lemak atau minyak babi, sehingga kita tidak terjatuh ke dalam kemaksiatan terhadap Allah SWT, dan tidak terkena bahaya-bahaya yang melatarbelakangi Allah SWT mengharamkan daging dan lemak babi.
0 comments share
ReviewReviewReviewReviewReview 12 Barisan di Akhirat Apr 22, '07 3:07 AM
for everyone
Category: Other
Suatu ketika, Muaz b Jabal ra mengadap Rasulullah SAW dan bertanya: "Wahai Rasulullah, tolong huraikan kepadaku mengenai firman Allah SWT: "Pada sangkakala ditiup,maka kamu sekalian datang berbaris-baris" Surah an-Naba':18
Mendengar pertanyaan itu, baginda menangis dan basah pakaian dengan air mata.Lalu menjawab:
"Wahai Muaz, engkau telah bertanyakan kepada aku, perkara yang amat besar, bahawa umatku akan digiring, dikumpulkan berbaris-baris menjadi 12 barisan, masing-masing dengan pembawaan mereka sendiri...." Maka dinyatakan apakah 12 barisan tersebut :-
BARISAN PERTAMA - Di iring dari kubur dengan tidak bertangan dan berkaki. Keadaan mereka ini dijelaskan melalui satu seruan dari sisi Allah Yang Maha Pengasih: "Mereka itu adalah orang-orang yang sewaktu hidupnya menyakiti hati jirannya, maka demikianlah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."
BARISAN KEDUA - Diiring dari kubur berbentuk babi hutan. Datanglah suara dari sisi Allah Yang Maha Pengasih: "Mereka itu adalah orang yang sewaktu hidupnya meringan-ringankan solat, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."
BARISAN KETIGA - Mereka berbentuk keldai, sedangkan perut mereka penuh dengan ular dan kala jengking.
"Mereka itu adalah orang yang enggan membayar zakat, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."
BARISAN KEEMPAT - Diiring dari kubur dengan keadaan darah seperti air pancutan keluar dari mulut mereka.
"Mereka itu adalah orang yang berdusta di dalam jualbeli, maka inilah balasannya dan tempat mereka adalah neraka..."
BARISAN KELIMA - Diiring dari kubur dengan bau busuk daripada bangkai. Ketika itu Allah SWT menurunkan angin sehingga bau busuk itu mengganggu ketenteraman di Padang Mahsyar. "Mereka itu adalah orang yang menyembunyikan perlakuan derhaka takut diketahui oleh manusia tetapi tidak pula rasa takut kepada Allah SWT, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."
BARISAN KEENAM - Diiring dari kubur dengan keadaan kepala mereka terputus dari badan. "Mereka adalah orang yang menjadi saksi palsu, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."
BARISAN KETUJUH - Diiring dari kubur tanpa mempunyai lidah tetapi dari mulut mereka mengalir keluar nanah dan darah. "Mereka itu adalah orang yang enggan memberi kesaksian di atas kebenaran, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."
BARISAN KELAPAN - Diiring dari kubur dalam keadaan terbalik dengan kepala ke bawah dan kaki ke atas.
"Mereka adalah orang yang berbuat zina, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."
BARISAN KESEMBILAN - Diiring dari kubur dengan berwajah hitam gelap dan bermata biru sementara dalam diri mereka penuh dengan api gemuruh. "Mereka itu adalah orang yang makan harta anak yatim dengan cara yang tidak sebenarnya, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."
BARISAN KESEPULUH - Diiring dari kubur mereka dalam keadaan tubuh mereka penuh dengan penyakit sopak dan kusta. "Mereka adalah orang yang derhaka kepada orang tuanya, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."
BARISAN KESEBELAS - Diiring dari kubur mereka dengan berkeadaan buta mata-kepala, gigi mereka memanjang seperti tanduk lembu jantan, bibir mereka melebar sampai ke dada dan lidah mereka terjulur memanjang sampai ke perut mereka dan keluar beraneka kotoran. "Mereka adalah orang yang minum arak, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."
BARISAN KEDUA BELAS - Mereka diiring dari kubur dengan wajah yang bersinar-sinar laksana bulan purnama. Mereka melalui titian sirat seperti kilat. Maka,datanglah suara dari sisi Allah Yang Maha Pengasih memaklumkan:
"Mereka adalah orang yang beramal salih dan banyak berbuat baik. Mereka menjauhi perbuatan derhaka, mereka memelihara solat lima waktu, ketika meninggal dunia keadaan mereka sudah bertaubat, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah syurga,mendapat keampunan, kasih sayang dan keredhaan Allah Yang Maha Pengasih..."
Jika engkau mahukan kemesraan dengan Allah, maka garanglah terhadap dirimu sendiri. Jika engkau merasakan manisnya berhubung dengan Allah, tahulah engkau betapa peritnya berpisah denganNya.....Wallahua'alam.
WASSALAM.
2 comments share
ReviewReviewReviewReviewReview 10 Jenis Sembahyang Yang Tidak Diterima Allah s.w.t Apr 22, '07 3:05 AM
for everyone
Category: Other
Sabda Rasulullah saw yang bermaksud:
"Sesiapa yang memelihara solat, maka solat itu petunjuk dan jalan selamat dan barang siapa yang tidak memelihara solat maka sesungguhnya solat itu tidak menjadi cahaya dan juga tidak menjadi petunjuk dan jalan selamat baginya".
Rasulullah saw juga telah bersabda yang bermaksud: "10 orang yang solatnya tidak diterima oleh Allah SWT ialah:
1. Orang lelaki yang solat sendirian tanpa membaca sesuatu.
2. Orang lelaki yang mengerjakan solat tetapi tidak mengeluarkan zakat.
3. Orang lelaki yang minum arak tanpa meninggalkannya (taubat).
4. Orang lelaki yang menjadi imam padahal orang yang menjadi makmum membencinya.
5. Anak lelaki yang melarikan diri dari rumah tanpa izin kedua ibu bapanya.
6. Orang perempuan yang suaminya marah/menegur kepadanya lalu si isteri memberontak.
7. Imam atau pemimpin yang sombong dan zalim serta menganiaya.
8. Orang perempuan yang tidak menutup aurat.
9. Orang yang suka makan riba.
10. Orang yang solatnya tidak dapat menahannya dari melakukan perbuatan yang keji dan mungkar.
Sabda Rasulullah saw yang bermaksud:
"Barang siapa yang solatnya tidak dapat menahan daripada melakukan perbuatan keji dan mungkar, maka sesungguhnya solatnya itu hanya menambahkan kemungkaran Allah SWT dan jauh dari Allah SWT."
eramuslim - Albarakatu fi bukuriha. Berkah itu ada pada waktu pagi. Begitu kurang lebih arti pepatah yang kerap disebutkan di kalangan orang-orang Arab. Waktu pagi, memang menyimpan banyak keutamaan. Salah satunya adalah keutamaan zikir pagi yang dianjurkan oleh Islam. Kita diperintahkan oleh Allah untuk melakukan dzikir pagi dan sore. Allah swt berfirman, dalam surat Al Kahfi ayat 28, yang artinya, “Dan sabarkanlah dirimu bersama orang-orang yang menyeru Tuhan mereka pada waktu pagi dan petang untuk mengharapkan keridhaan-Nya…”
Rasulullah juga banyak berbicara tentang keutamaan dzikir waktu pagi, yakni antara sholat subuh hingga terbitnya matahari, yang ditutup dengan sholat dhuha. Seseorang yng memelihara dzikir pada waktu itu akan memperoleh banyak manfaat. Berdasarkan hadits Rasulullah, dzikir di waktu pagi akan memberi keutamaan antara lain :
1. Pahalanya setara dengan pahala haji dan umrah, bila mereka tidak mampu menunaikan haji dan umrah
2. Dosa-dosanya diampuni meskipun dosa itu lebih banyak dari buih di laut
3. Dimasukkan ke dalam surga dan jasadnya tidak tersentuh oleh api neraka.
Berikut adalah sejumlah hadits yang menerangkan keutamaan dzikir pagi:
Diriwayatkan oleh At Turmudzi, dan ia mengatakan ini adalah hadits hasan marfu’, bahwa Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang sholat subuh berjamaah kemudian ia duduk berdzikir kepada Allah sampai terbitnya matahari, lalu ia sholat dua raka’at dhuha, maka ia akan memperoleh pahala haji dan umrah.” Rasulullah kemudian berkata: “Sempurna… sempurna….. sempurna…”
Dalam riwayat At Thabrani disebutkan, Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang sholat subuh berjamaah kemudian ia duduk berdzikir di tempatnya sampai matahari terbit setinggi tombak maka ia akan memperoleh kedudukan orang yang melakukan haji dan umrah secara sempurna.” Berkata Ibnu Umar, bahwasannya Rasulullah saw bila melakukan sholat subuh, ia tidak berdiri dari tempat duduknya sampai tiba waktu sholat dhuha.
Dalam riwayat Thabrani secara marfu’ disebutkan, “Barangsiapa yang sholat subuh berjamaah, kemudian ia diam di tempatnya sampai ia memuji Allah sampai tiba waktu dhuha, maka ia mendapat pahala haji dan umrah secara utuh. “
Dalam riwayat Imam Ahmad, Abu Daud dan Abu Ya’la, secara marfu’ disebutkan, “Barangsiapa yang duduk di tempat sholatnya ketika ia selesai melakukan sholat subuh, kemudian ia memuji Allah dengan melakukan shalat dhuha, tidak berkata kecuali yang baik, maka ia akan diampuni dosanya, meskipun dosanya lebih banyak dari buih di laut.
Dalam riwayat Abu Ya’la disebutkan, dalam hadits di atas Rasulullah bersabda, (orang yang berdzikir setelah subuh hingga melakukan sholat dhuha) pasti akan mendapatkan surga.” Dan dalam riwayat Ibnu Abi Dunia disebutkan secara marfu’ : “Barangsiapa yang sholat subuh kemudian berdzikir pada Allah sampai terbit matahari, maka tubuhnya tidak akan tersentuh oleh api neraka.”
Dalam riwayat Al Baihaqi hadits di atas ditambahkan dengan kalimat : “Barangsiapa yang sholat dua raka’at atau empat raka’at setelah terbitnya matahari”. (na/iol)
0 comments share
ReviewReviewReviewReviewReview Minuman Ringan: Pembunuh Paling Digemari Apr 22, '07 3:01 AM
for everyone
Category: Other
Anda gemar minum minuman ringan atau yang biasa disebut soft drink? Coca-Cola, Pepsi, Mirinda, Fanta, Sprit, atau ratusan jenis minuman ringan yang lain? Jika jawabannya adalah ‘Ya’, maka hentikanlah sejenak dan bacalah pesan dibawah ini. Karena dengan mengkonsumsi minuman ringan, bisa jadi anda telah meracuni tubuh anda sendiri tanpa disadari.
Sebelumnya, seberapa jauh anda paham dengan istilah ‘minuman ringan’? Perlu diketahui, dinamakan minuman ringan karena minuman-minuman tersebut mengandung sedikit sekali bahan makanan yang berkhasiat tetapi mengandung sangat banyak bahan makanan yang merugikan bagi kesihatan tubuh. Disebut ‘ringan’ karena kurangnya vitamin, zat dan keperluan yang penting bagi tubuh manusia.
Tahukah Anda?
Pada tahun 1969, lebih 50% bayi di Zambia dilaporkan kekurangan zat karena para ibu yang menyusui bayinya adalah penggemar minuman ringan seperti Coke dan Fanta. Malah kebanyakan ibu-ibu ini menggunakan kedua jenis minuman tersebut sebagai pengganti susu. Akibatnya, Rumah Sakit di Zambia banyak dipenuhi oleh bayi-bayi yang kekurangan zat makanan dan disebut sebagai Fantababy.
Pada tahun 1992, Pemerintah Singapura telah melarang penjualan semua jenis minuman ringan berkarbonat dijual di sekolah-sekolah di negara tersebut. Peraturan tersebut dilegalkan apabila minuman tersebut didapati mengandung lebih 10% gula yang mengakibatkan obesitas.
Sedangkan pada tahun 1993, sebuah lembaga kesihatan gigi anak di Inggris, Child Dental Health menyatakan bahwa 20% anak-anak yang meminum minuman ringan mengalami kerosakan gigi. Dari hasil penelitiannya didapati, bahawa kerosakan gigi awalnya berlangsung dalam waktu 45 minit sesudah minum dan proses kerosakan selanjutnya berlangsung selama sekurang-kurangnya satu jam.
Kandungan dan Implikasi Minuman Ringan
Gula merupakan unsur yang ‘wajib’ ada dalam minuman ringan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Persatuan Pengguna Pulau Pinang (CAP) di Malaysia, terdapat antara 4 sampai 15 sendok teh gula pada setiap 300 hingga 500 ml minuman ringan yang dikeluarkan. Padahal, kadar penggunaan gula yang dibenarkan dalam satu hari hanya antara 8 sampai 11 senduk teh saja.
Gula merupakan bahan yang mampu dengan mudah merusakkan gigi, menambah resiko diabetes, sakit jantung, masalah kulit dan seribu satu penyakit lain yang tidak kalah bahayanya bagi tubuh manusia. William Dupty dalam bukunya yang berjudul Sugar Blues menyatakan bahwa, “… seperti ganja, morfin dan heroin, gula seperti candu yang membuat ketagihan dan mampu membinasakan…” dan Beatrice Hunter dalam bukunya yang berjudul Consumer Beware menyatakan, “… penyakit limpa selalu dialami oleh kalangan remaja yang banyak mengkonsumsi minuman ringan…”
Masih menurut Persatuan Pengguna Pulau Pinang, minuman ringan juga mengandungi sejenis bahan pengawet yaitu sodium benzoid (E211) yang juga dikenal sebagai asid benzoid. Campuran asid ini diyakini boleh menjadi penyebab asma, dan hyperaktif kepada anak-anak dan sebagian orang dewasa. Entah di Indonesia, sebuah survey dan penelitian di Malaysia mendapati bahawa, paling kurang ada 14 jenama minuman ringan di pasaran Malaysia mengandung bahan kimia tersebut. Meski demikian, dijelaskan bahawa batas penggunaan asid benzoid yang dibenarkan adalah 350ppm.
Hasil uji terbaru Persatuan Pengguna Pulau Pinang juga mendapati bahawa beberapa jenis minuman ringan turut mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi kesihatan. Antara lain tartazine, yaitu pewarna oranye kekuningan yang telah dilarang penggunaannya di Norwegia dan Finlandia karena diyakini menjadi penyebab bengkak kulit dan penyakit mata.
Zat pewarna sunset yellow juga telah dilarang di Norwegia, Finlandia dan Swedia karena diyakini mengakibatkan kanker. Sementara pewarna merah carmoisine dilarang di Amerika Serikat dan Canada karena diyakini boleh mengakibatkan keracunan makanan dan kanser.
Sedar sebelum menyesal
Kesedaran akan pentingnya memilih makanan dan minuman yang menyihatkan kadang sangat sulit bagi sebahagian orang. Minuman ringan tidak berbeda jauh dengan penggunaan rokok. Kedua merupakan ‘pembunuh’ yang sangat digemari oleh penggunanya. Gaya hidup yang seringkali mendesak kita untuk mencari makanan dan minuman ‘segera’ (fastfood) sering mengelabui mata sehingga kita gagal mencerna, mana makanan dan minuman yang berkhasiat serta tidak merugikan, atau pun sebaliknya. Jadi, minumlah untuk hari ini, tapi pikirkan juga agar anda tetap boleh terus minum pada hari esok! (sumber: Kementerian Kesihatan Malaysia)
0 comments share
ReviewReviewReviewReviewReview Raih Surgamu dengan Dzikir Setelah Sholat Subuh Apr 22, '07 2:59 AM
for everyone
Category: Other
Publikasi: 03/01/2002 09:38 WIB
eramuslim - Albarakatu fi bukuriha. Berkah itu ada pada waktu pagi. Begitu kurang lebih arti pepatah yang kerap disebutkan di kalangan orang-orang Arab. Waktu pagi, memang menyimpan banyak keutamaan. Salah satunya adalah keutamaan zikir pagi yang dianjurkan oleh Islam. Kita diperintahkan oleh Allah untuk melakukan dzikir pagi dan sore. Allah swt berfirman, dalam surat Al Kahfi ayat 28, yang artinya, “Dan sabarkanlah dirimu bersama orang-orang yang menyeru Tuhan mereka pada waktu pagi dan petang untuk mengharapkan keridhaan-Nya…”
Rasulullah juga banyak berbicara tentang keutamaan dzikir waktu pagi, yakni antara sholat subuh hingga terbitnya matahari, yang ditutup dengan sholat dhuha. Seseorang yng memelihara dzikir pada waktu itu akan memperoleh banyak manfaat. Berdasarkan hadits Rasulullah, dzikir di waktu pagi akan memberi keutamaan antara lain :
1. Pahalanya setara dengan pahala haji dan umrah, bila mereka tidak mampu menunaikan haji dan umrah
2. Dosa-dosanya diampuni meskipun dosa itu lebih banyak dari buih di laut
3. Dimasukkan ke dalam surga dan jasadnya tidak tersentuh oleh api neraka.
Berikut adalah sejumlah hadits yang menerangkan keutamaan dzikir pagi:
Diriwayatkan oleh At Turmudzi, dan ia mengatakan ini adalah hadits hasan marfu’, bahwa Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang sholat subuh berjamaah kemudian ia duduk berdzikir kepada Allah sampai terbitnya matahari, lalu ia sholat dua raka’at dhuha, maka ia akan memperoleh pahala haji dan umrah.” Rasulullah kemudian berkata: “Sempurna… sempurna….. sempurna…”
Dalam riwayat At Thabrani disebutkan, Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang sholat subuh berjamaah kemudian ia duduk berdzikir di tempatnya sampai matahari terbit setinggi tombak maka ia akan memperoleh kedudukan orang yang melakukan haji dan umrah secara sempurna.” Berkata Ibnu Umar, bahwasannya Rasulullah saw bila melakukan sholat subuh, ia tidak berdiri dari tempat duduknya sampai tiba waktu sholat dhuha.
Dalam riwayat Thabrani secara marfu’ disebutkan, “Barangsiapa yang sholat subuh berjamaah, kemudian ia diam di tempatnya sampai ia memuji Allah sampai tiba waktu dhuha, maka ia mendapat pahala haji dan umrah secara utuh. “
Dalam riwayat Imam Ahmad, Abu Daud dan Abu Ya’la, secara marfu’ disebutkan, “Barangsiapa yang duduk di tempat sholatnya ketika ia selesai melakukan sholat subuh, kemudian ia memuji Allah dengan melakukan shalat dhuha, tidak berkata kecuali yang baik, maka ia akan diampuni dosanya, meskipun dosanya lebih banyak dari buih di laut.
Dalam riwayat Abu Ya’la disebutkan, dalam hadits di atas Rasulullah bersabda, (orang yang berdzikir setelah subuh hingga melakukan sholat dhuha) pasti akan mendapatkan surga.” Dan dalam riwayat Ibnu Abi Dunia disebutkan secara marfu’ : “Barangsiapa yang sholat subuh kemudian berdzikir pada Allah sampai terbit matahari, maka tubuhnya tidak akan tersentuh oleh api neraka.”
Dalam riwayat Al Baihaqi hadits di atas ditambahkan dengan kalimat : “Barangsiapa yang sholat dua raka’at atau empat raka’at setelah terbitnya matahari”. (na/iol)
0 comments share
Keringanan Memakai Wangi-Wangian Yang Tidak Tercium Baunya Oleh Selain
Amr bin Abdul Mun'im
Wanita muslimah hendaknya mengetahui bahwa minyak wangi (parfum) merupakan salah satu perhiasan baik bagi laki-laki maupun bagi wanita, yang secara mutlak diperbolehkan bagi orang laki-laki dan pada waktu-waktu tertentu disunnahkan.
Sedangkan bagi wanita diberikan keringanan untuk memakainya. Hal itu didasarkan pada sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
"Artinya : Apabila salah seorang di antara kalian menyaksikan waktu Isya' -dalam sebuah riwayat disebutkan : masjid- maka hendaklah dia memakai wangi-wangian pada malam itu". [Hadits Riwayat Muslim]
Juga sabdanya.
"Artinya : Setiap wanita mana saja yang terkena bau wangi, maka hendaklah dia tidak mengerjakan shalat Isya' bersama kami". [Hadits Riwayat Muslim]
"Artinya : Setiap wanita mana saja yang memakai wangi-wangian lalu dia berjalan melewati suatu kaum supaya mereka mencium bau wanginya itu, berarti dia telah berzina". [Hadits ini shahih. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad (IV/414) Juga diriwayatkan oleh Abu Dawud (4173). Imam Tirmidzi (2786). Imam Nasa'i (VIII/153) melalui Ghanim bin Qais dari Abu Musa Al-Asy'ari]
Sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, "maka hendaklah dia tidak memakai wangi-wangian pada malam itu" secara jelas membolehkan wanita memakai wangi-wangian di dalam rumah mereka selama baunya tidak tercium oleh laki-laki yang bukan muhrim.
Dari Abu Sa'id Al-Khudry Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda.
"Artinya : Mandi pada hari jum'at wajib bagi setiap orang yang bermimpi, juga bersiwak, dan memakai minyak wangi secukupnya".
Dari Zainab bin Abi Salamah Radhiyallahu 'anha, dia menceritakan tentang hadits tiga orang ini. Zainab binti Abi Salamah berkata.
Aku pernah mendatangi Ummu Habibah, isteri Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, pada saat ayahnya, Abu Sufyan bin Harb meninggal dunia, lalu dia meminta diambilkan minyak wangi yang berwarna kuning, lalu seorang hamba sahaya wanita memakaikan dan mengusapkan ke jambangnya, kemudian berkata : "Demi Allah, sebenarnya aku tidak membutuhkan minyak wangi, tetapi aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda.
"Artinya : Tidak diperbolehkan bagi wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir berkabung lebih dari tiga hari, kecuali karena kematian suaminya, selama empat bulan sepuluh hari".
Selanjutnya Zainab berkata. "Kemudian aku masuk menemui Zainab binti Jahsy pada saat saudaranya meninggal. lalu dia mengambil minyak wangi dan memakainya, kemudian berkata : "Demi Allah, sebenarnya aku tidak membutuhkan minyak wangi, tetapi aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda.
"Artinya : Tidak diperbolehkan bagi wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir berkabung lebih dari tiga hari, kecuali karena kematian suaminya, selama empat bulan sepuluh hari".
Lebih lanjut Zainab menceritakan : Dan aku juga pernah mendengar Ummu Salamah Radhiyallahu 'anha berkata. "Ada seorang wanita yang datang kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam seraya bertutur. "Wahai Rasulullah, putriku telah ditinggal mati suaminya dan ketika dia sakit mata, apakah boleh aku mencelakinya ?. "Tidak", jawab Rasulullah. Ketika pertanyaan itu diulang sampai dua tiga kali tetap dijawab tidak, oleh beliau. Kemudian beliau bersabda. "Sesungguhnya hanya empat bulan sepuluh hari padahal dulu di masa jahiliyah membuang kotoran unta (yakni membuang sial) hanya sesudah satu tahun".
Hummaid berkata, "Maka aku bertanya kepada Zainab bagaimana membuang kotoran unta sesudah satu tahun itu ?. Zainab menjawab. "Seorang wanita apabila ditinggal mati suaminya lalu ke sepen (gubug kecil di belakang rumah) dan memakai baju yang paling buruk dan tidak boleh mengenakan wangi-wangian selama satu tahun, dan sesudah satu tahun dibawakan kepadanya keledai atau kambing atau burung. Kemudian dia bersihkan badannya dari semua kotoran dengan menggunakan binatang tersebut dan jarang sekali binatang yang digunakan untuk membersihkan badannya itu dapat hidup, yakni segera mati. Selanjutnya dia keluar dari sepen tersebut lalu diberikan kotoran unta untuk dilemparkannya, lalu kembali seperti biasa mengenakan wangi-wangian dan lain sebagainya".
Malik ditanya : "Bagaimana cara membersihkan hal itu ?. Dia menjawab. "Mengusap-usapkan badannya ke binatang itu". [Hadits Riwayat Muttafaqun 'alaihi].
Semua hadits di atas secara jelas membolehkan wanita memakai wangi-wangian, tidak mutlak. Karena seperti yang telah kami uraikan sebelumnya bahwa minyak wangi merupakan salah satu perhiasan baik bagi laki-laki maupun perempuan. Dan Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memerintahkan kaum wanita untuk tidak memperlihatkan perhiasan mereka kepada laki-laki yang bukan muhrimnya, dimana Dia berfirman.
"Artinya : Katakanlah kepada wanita yang beriman, 'Hendaklah mereka menahan pandangan mereka, memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang biasa nampak darinya. Hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami, ayah mereka, ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan jangan mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kalian kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman supaya kalian beruntung". [An-Nuur : 31]
Tidak diragukan lagi bahwa minyak wangi merupakan salah satu macam dari perhiasan yang tidak diperbolehkan untuk diperlihatkan kepada orang-orang yang bukan muhrimnya, sebagaimana telah ada larangan bagi wanita pergi ke masjid dengan memakai minyak wangi. Dan ancaman bagi wanita yang keluar rumah dengan memakai minyak wangi supaya orang laki-laki mencium baunya sungguh sangat berat.
Sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadits dari Abu Musa Al-Asy'ari Radhiyallahu 'anhu, dia menceritakan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda.
"Artinya : Setiap wanita mana saja yang memakai wangi-wangian lalu dia berjalan melewati suatu kaum supaya mereka mencium bau wanginya itu, berarti dia telah berzina". [Hadits ini Shahih. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad (IV/414). Juga diriwayatkan Abu Daud (4173). Imam Tirmidzi (2786). Imam Nasa'i (VIII/153) melalui Ghanim bin Qais, dari Abu Musa Al-Asy'ari]
Oleh karena itu wanita Muslimah diberikan untuk memakai wangi-wangian di dalam rumah dengan syarat tidak tercium oleh orang-orang yang bukan muhrimnya, karena wangi-wangian itu dapat membangkitkan nafsu birahi dalam diri mereka, selain karena wangi-wangi itu juga termasuk perhiasan yang apabila diperlihatkan akan mamancingkan timbulnya perzinaan.
Hal ini terlihat pada apa yang dikandung dalam hadits berikut ini.
"Dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu, sesungguhnya dia tidak pernah menolak minyak wangi. Dan dia merasa yakin bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam juga tidak menolak minyak wangi". [Hadits Riwayat Bukhari]
Apabila seorang wanita hendak pergi ke masjid atau untuk beberapa keperluan, maka hendaklah dia tidak memakai minyak wangi. Dan apabila telah terlanjur mamakainya di rumah sedang dia harus pergi ke suatu tempat maka dia harus membersihkan diri sehingga bau minyak wangi itu tidak tercium". [Telah disebutkan dalam sebuah hadits dha'if dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, dimana beliau bersabda: "Apabila seorang wanita akan pergi ke masjid maka hendaklah dia mandi membersihkan diri dari minyak wangi seperti dia mandi janabah". Diriwayatkan oleh Imam Nasa'i (VIII/153) melalui Shafwan bin Salim, dari seorang yang dapat dipercaya, dari Abu Hurairah. Mengenai hal ini penulis . 'Perawi hadist ini dari Abu Hurairah mubham (tidak jelas), meskipun didukung oleh Shaewan bin Salim. Dan juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam bukunya Al-Musnad (11/297, 444,461) melalui Ashim bin Ubaidillah, dari Ubaid Maula, dari Abu Hurairah. Ashim bin Ubaidillah adalah orang yang dha'if. Dan seperti yang kami sebutkan, dia tidak dapat dijadikan pegangan dalam hadits ini. Seperti yang diketahui, kebanyakan minyak wangi akan hilang dengan siraman air, dan itu tidak lain kecuali dengan mandi].
0 comments share
ReviewReviewReviewReviewReview Lidah Adalah Jaminan Keselamatan Apr 8, '07 11:42 PM
for everyone
Category: Other
eramuslim - Lukman al Hakim manusia bijak yang diabadikan Allah dalam sebuah nama surat dalam Al Qur'an pernah diperintahkan oleh tuannya untuk mempersiapkan daging terbaik untuk disediakan sebagai hidangan bagi para saudagar negeri seberang yang merupakan tamu-tamu tuannya tersebut. Maka Lukman menghidangkan daging lidah bagi tamu-tamu tersebut, hingga membuat tuannya tercengang bercampur malu. Namun, ia dan para tamunya penasaran dan kembali bertanya kepada pembantunya itu perihal daging terburuk, maka Lukman menjawab: Lidah!
Dalam sebuah hadist dari Mu'adz, Rasulullah bersabda: "Maukah kamu jika saya katakan kepadamu tentang sendi dari semua kebaikan itu?" Aku (Mu'adz) menjawab, "Tentu, ya Rasulullah." Maka beliau menunjuk pada lidahnya, seraya berkata, "Jagalah ini!" Aku berkata, "Ya Nabi Allah, apakah kami akan memperoleh siksa akibat ucapan kami?" "Betapa celakanya engkau wahai Mu'adz, bukankah orang-orang yang tersungkur ke dalam neraka itu, melainkan hasil menabur fitnah melalui lidah-lidah mereka, akhirnya menuai siksanya?" (HR Tirmidzi dan Hakim).
Saudaraku, tentu ada hikmah yang teramat dalam dari pemberian dua telinga bagi manusia. Sedangkan Allah hanya memberikan satu mulut diantara dua pasang organ tubuh lainnya yang diberikan. Tentu Allah berharap manusia lebih banyak mendengar banyak hal kebaikan dengan dua telinga dan mengambil pelajaran dari setiap apa yang dilihat sepasang matanya. Allah lebih berkenan jika manusia banyak berbuat dengan dua tangan mereka, bergerak ke arah kebaikan dengan dua kakinya. Sementara Dia hanya menyisakan satu mulut untuk tidak banyak berkata-kata.
Ironisnya, sebagian (besar) manusia lebih banyak berkata-kata dari pada amal perbuatannya, tidak suka mendengar dan lebih ingin didengarkan, bahkan menutup mata akan banyak hal kebaikan dari orang lain. Bicara berlebihan, dusta, fitnah, ghibah, issu, namimah, berita bohong, dan banyak hal lainnya yang berkenaan dengan lidah ini seolah menjadi hal yang biasa menghiasi keseharian kita.
Padahal saudaraku, Rasulullah mengingatkan kita dalam sebuah sabda yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar ra, "Janganlah memperbanyak kata (bicara) selain dzikrullah, karena banyak bicara selain dzikrullah menjadikan hati keras. Dan orang yang terjauh dari Allah adalah yang berhati keras."
Bahkan Baginda Rasul mengatakan, "Barangsiapa yang dapat memberikan jaminan kepadaku untuk menjaga sesuatu yang berada di antara kedua dagu (lisannya) dan kedua pahanya (kemaluannya), maka aku akan menjaminnya masuk surga." (HR. Bukhari).
Juga hadist lainnya yang diriwayatkan Abu Hurairah, Rasulullah bersabda: "Yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam neraka adalah melalui dua lubang; mulut dan farji (kemaluan)" (HR. Tirmidzi)
Saudaraku, kata-kata adalah perlambang akhlaq, dan akhlaq adalah cerminan hati. Didalam hatilah bersemayam keimanan. Maka ketika Nabi Allah mengisyaratkan bahwa hati adalah penentu baik-buruknya perilaku dan keseluruhan jasad manusia, sudahkah kita membenahi hati ini agar setiap hal yang keluar dari mulut ini adalah kebaikan, agar semua yang tergerai dari lidah ini adalah kesejukkan. Sudahkah kita membersihkan hati ini, agar apa yang terlontar dari rongga mulut tidak memanasi telinga yang mendengarnya, tidak menyayat hati yang merasainya.
Padahal saudaraku, dari Anas bin Malik Rasulullah saw bersabda: "Tidak akan lurus keimanan seorang hamba, sehingga lurus hatinya dan tidak akan lurus hatinya, sehingga lurus lidahnya."
Saudaraku, Nabi Allah yang mulia itu menjadikan syarat perbaikan iman dengan merehabilitasi hati, kemudian menjadikan syarat perbaikan hati dengan perbaikan lisan. Oleh karena itu, tentu sangat beralasan jika dalam hadist lainya beliau meminta agar manusia lebih baik diam jika tidak mampu berkata-kata yang baik, karena yang demikian itu adalah tanda bagi yang beriman kepada Allah dan hari kemudian.
Dalam sebuah riwayat juga diceritakan bahwa Uqbah bin 'Amir berkata kepada Rasulullah saw, "Ya Rasulullah, apakah keselamatan itu?" Beliau menjawab: "Jagalah lidahmu, luaskan rumahmu dan menangislah atas kesalahan dan dosa-dosamu." (HR.Bukhari-Muslim).
Saudaraku, menjaga lisan adalah salah satu kebaikan yang utama yang dapat membebaskan manusia dari kejatuhan, kehancuran untuk mendapatkan keselamatan. Baik itu, di dunia terlebih di yaumil akhir nanti. Tentunya sudah banyak contoh dari orang-orang terdahulu untuk kita jadikan pelajaran, betapa banyak orang jatuh dan hancur oleh karena lisannya sendiri, tentu mereka juga masih akan merasakan kehancuran yang lebih dahsyat di akhirat.
Saudaraku seiman, menjaga lidah jaminannya adalah keselamatan dan sebaliknya, siapa yang tidak mampu mengontrol apa-apa yang terucap lidahnya, maka ketahuilah bahwa semua perkataan kita akan memberatkan perhitungan segala perbuatan kita dihadapan Allah kelak. Seperti dikatakan Rasulullah saw, bahwa "Semua ucapan manusia akan memberatinya, tidak meringankan baginya, kecuali amar ma'ruf nahi munkar dan dzikrullah swt." (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah) (Bayu Gautama)
HAK ISTERI ATAS SUAMI
PERTANYAAN
Saya menikah dengan seorang laki-laki yang usianya lebih tua daripada saya dengan selisih lebih dari dua puluh tahun. Namun, saya tidak menganggap perbedaan usia sebagai penghalang yang menjauhkan saya daripadanya atau membuat saya lari daripadanya. Kalau dia memperlihatkan wajah, lisan, dan hatinya dengan baik sudah barang tentu hal itu akan melupakan saya terhadap perbedaan usia ini. Tetapi sayang, semua itu tak saya peroleh. Saya tidak pernah mendapatkan wajah yang cerah, perkataan manis, dan perasaan hidup yang menenteramkan. Dia tidak begitu peduli dengan
keberadaan saya dan kedudukan saya sebagai isteri.
Dia memang tidak bakhil dalam memberi nafkah dan pakaian, sebagaimana dia juga tidak pernah menyakiti badan saya. Tetapi, tentunya bukan cuma ini yang diharapkan oleh seorang isteri terhadap suaminya. Saya melihat posisi saya hanya sebagai objek santapannya, untuk melahirkan anak, atau sebagai alat untuk bersenang-senang manakala ia butuh bersenang-senang. Inilah yang menjadikan saya merasa bosan, jenuh, dan hampa. Saya merasakan hidup ini sempit. Lebih-lebih bila saya melihat teman-teman saya yang hidup bersama suaminya dengan penuh rasa cinta, tenteram, dan bahagia.
Pada suatu kesempatan saya mengadu kepadanya tentang sikapnya ini, tetapi dia menjawab dengan bertanya, "Apakah aku kurang dalam memenuhi hakmu? Apakah aku bakhil dalam memberi nafkah dan pakaian kepadamu?"
Masalah inilah yang ingin saya tanyakan kepada Ustadz agar suami isteri itu tahu: Apakah hanya pemenuhan kebutuhan material seperti makan, minum, pakaian, dan tempat tinggal itu saja yang menjadi kewajiban suami terhadap isterinya menurut hukum syara'? Apakah aspek kejiwaan tidak ada nilainya dalam pandangan syari'at Islam yang cemerlang ini?
Saya, dengan fitrah saya dan pengetahuan saya yang rendah ini, tidak percaya kalau ajaran Islam demikian. Karena itu, saya mohon kepada Ustadz untuk menjelaskan aspek psikologis ini dalam kehidupan suami isteri, karena hal itu mempunyai dampak yang besar dalam meraih kebahagiaan dan kesakinahan sebuah rumah tangga.
Semoga Allah menjaga Ustadz.
JAWABAN
Apa yang dipahami oleh saudara penanya berdasarkan fitrahnya dan pengetahuan serta peradabannya yang rendah itu merupakan kebenaran yang dibawakan oleh syari'at Islam yang cemerlang.
Syari'at mewajibkan kepada suami untuk memenuhi kebutuhan isterinya yang berupa kebutuhan material seperti nafkah, pakaian, tempat tinggal, pengobatan dan sebagainya, sesuai dengan kondisi masing- masing, atau seperti yang dikatakan oleh Al Qur'an "bil ma'ruf" (menurut cara yang ma'ruf/patut)
Namun, Syari'at tidak pernah melupakan akan kebutuhan-kebutuhan spiritual yang manusia tidaklah bernama manusia kecuali dengan adanya kebutuhan-kebutuhan tersebut, sebagaimana kata seorang pujangga kuno: "Maka karena jiwamu itulah engkau sebagai manusia, bukan cuma dengan badanmu."
Bahkan Al Qur'an menyebut perkawinan ini sebagai salah satu ayat diantara ayat-ayat Allah di alam semesta dan salah satu nikmat yang diberikan-Nya kepada hamba-hamba-Nya. Firman-Nya:
"Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir." (Ar Rum: 21)
Ayat ini menjadikan sasaran atau tujuan hidup bersuami isteri ialah ketenteraman hati, cinta, dan kasih saying antara keduanya, yang semua ini merupakan aspek kejiwaan, bukan material. Tidak ada artinya kehidupan bersuami isteri yang sunyi dari aspek-aspek maknawi ini, sehingga badan berdekatan tetapi ruh berjauhan.
Dalam hal ini banyak suami yang keliru - padahal diri mereka sebenarnya baik - ketika mereka mengira bahwa kewajiban mereka terhadap isteri mereka ialah memberi nafkah, pakaian, dan tempat tinggal, tidak ada yang lain lagi. Dia melupakan bahwa wanita (isteri) itu bukan hanya membutuhkan makan, minum, pakaian, dan lain-lain kebutuhan material, tetapi juga membutuhkan
perkataan yang baik, wajah yang ceria, senyum yang manis, sentuhan yang lembut, ciuman yang mesra, pergaulan yang penuh kasih sayang, dan belaian yang lembut yang menyenangkan hati dan menghilangkan kegundahan.
Imam Ghazali mengemukakan sejumlah hak suami isteri dan adab pergaulan diantara mereka yang kehidupan berkeluarga tidak akan dapat harmonis tanpa semua itu. Diantara adab-adab yang dituntunkan oleh Al-Qur'an dan Sunnah itu ialah berakhlak yang baik terhadapnya dan sabar dalam menghadapi godaannya. Allah berfirman:
"... Dan gaulilah mereka (isteri-isterimu) dengan cara yang ma'ruf (patut) ..., An Nisa': 19)
"... Dan mereka (isteri-isterimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat." (An Nisa': 21 )
"... Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahayamu ...." (An Nisa: 36)
Ada yang menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan "teman sejawat" dalam ayat di atas ialah isteri.
Imam Ghazali berkata, "Ketahuilah bahwa berakhlak baik kepada mereka (isteri) bukan cuma tidak menyakiti mereka, tetapi juga sabar menerima keluhan mereka, danpenyantun ketika mereka sedang emosi serta marah, sebagaimana diteladankan Rasulullah saw. Isteri-isteri beliau itu sering meminta beliau untuk mengulang-ulangi perkataan, bahkan pernah ada pula salah seorang dari mereka menghindari beliau sehari semalam.
Beliau pernah berkata kepada Aisyah, "Sungguh, aku tahu kalau engkau marah dan kalau engkau rela." Aisyah bertanya, "Bagaimana engkau tahu?" Beliau menjawab, "Kalau engkau rela, engkau berkata, 'Tidak, demi Tuhan Muhammad,' dan bila engkau marah, engkau berkata, 'Tidak, demi Tuhan Ibrahim.' Aisyah menjawab, "Betul, (kalau aku marah) aku hanya menghindari menyebut
namamu."
Dari adab yang dikemukakan Imam Ghazali itu dapat ditambahkan bahwa disamping bersabar menerima atau menghadapi kesulitan isteri, juga bercumbu, bergurau, dan bermain-main dengan mereka, karena yang demikian itu dapat menyenangkan hati wanita. Rasulullah saw. biasa bergurau dengan isteri-isteri beliau dan menyesuaikan diri dengan pikiran mereka dalam bertindak dan berakhlak, sehingga diriwayatkan bahwa beliau pernah melakukan perlombaan lari cepat dengan Aisyah.
Umar r.a. - yang dikenal berwatak keras itu - pernah berkata, "Seyogyanya sikap suami terhadap isterinya seperti anak kecil, tetapi apabila mencari apa yang ada disisinya (keadaan yang sebenarnya) maka dia adalah seorang laki-laki."
Dalam menafsirkan hadits: "Sesungguhnya Allah membenci alja'zhari al-jawwazh," dikatakan bahwa yang dimaksud ialah orang yang bersikap keras terhadap isteri (keluarganya) dan sombong pada dirinya. Dan ini merupakan salah satu makna firman Allah: 'utul. Ada yang mengatakan bahwa lafal 'utul berarti orang yang kasar mulutnya dan keras hatinya terhadap keluarganya.
Keteladanan tertinggi bagi semua itu ialah Rasulullah saw. Meski bagaimanapun besarnya perhatian dan banyaknya kesibukan beliau dalam mengembangkan dakwah dan menegakkan agama, memelihara jama'ah, menegakkan tiang daulah dari dalam dan memeliharanya dari serangan musuh yang senantiasa mengintainya dari luar, beliau tetap sangat memperhatikan para isterinya. Beliau
adalah manusia yang senantiasa sibuk berhubungan dengan Tuhannya seperti berpuasa, shalat, membaca Al-Qur'an, dan berzikir, sehingga kedua kaki beliau bengkak karena lamanya berdiri ketika melakukan shalat lail, dan menangis sehingga air matanya membasahi jenggotnya.
Namun, sesibuk apa pun beliau tidak pernah melupakan hak-hak isteri-isteri beliau yang harus beliau penuhi. Jadi, aspek-aspek Rabbani tidaklah melupakan beliau terhadap aspek insani dalam melayani mereka dengan memberikan makanan ruhani dan perasaan mereka yang tidak dapat terpenuhi dengan makanan yang mengenyangkan perut dan pakaian penutup tubuh.
Dalam menjelaskan sikap Rasulullah dan petunjuk beliau dalam mempergauli isteri, Imam Ibnu Qayyim berkata:
"Sikap Rasulullah saw. terhadap isteri-isterinya ialah bergaul dan berakhlak baik kepada mereka. Beliau pernah menyuruh gadis-gadis Anshar menemani Aisyah bermain. Apabila isterinya (Aisyah) menginginkan sesuatu yang tidak terlarang menurut agama, beliau menurutinya. Bila Aisyah minum dari suatu bejana, maka beliau ambil bejana itu dan beliau minum daripadanya pula dan beliau letakkan mulut beliau di tempat mulut Aisyah tadi (bergantian minum pada satu bejana/tempat), dan beliau
juga biasa makan kikil bergantian dengan Aisyah."
Beliau biasa bersandar di pangkuan Aisyah, beliau membaca Al Qur'an sedang kepala beliau berada di pangkuannya. Bahkan pernah ketika Aisyah sedang haidh, beliau menyuruhnya memakai sarung, lalu beliau memeluknya. Bahkan, pernah juga menciumnya, padahal beliau sedang berpuasa.
Diantara kelemahlembutan dan akhlak baik beliau lagi ialah beliau memperkenankannya untuk bermain dan mempertunjukkan kepadanya permainan orang-orang Habsyi ketika mereka sedang bermain di masjid, dia (Aisyah) menyandarkan kepalanya ke pundak beliau untuk melihat permainan orang-orang Habsyi itu. Beliau juga pernah berlomba lari dengan Aisyah dua kali, dan keluar dari
rumah bersama-sama.
Sabda Nabi saw:
"Sebaik-baik kamu ialah yang paling baik terhadap keluarganya, dan aku adalah orang yang paling baik terhadap keluargaku."
Apabila selesai melaksanakan shalat ashar, Nabi senantiasa mengelilingi (mengunjungi) isteri-isterinya dan beliau tanyakan keadaan mereka, dan bila malam tiba beliau pergi ke rumah isteri beliau yang pada waktu itu tiba giliran beliau untuk bermalam. Aisyah berkata, "Rasulullah saw. tidak melebihkan sebagian kami terhadap sebagian yang lain dalam pembagian giliran. Dan setiap hari beliau mengunjungi kami semuanya, yaitu mendekati tiap-tiap isteri beliau tanpa menyentuhnya,
hingga sampai kepada isteri yang menjadi giliran beliau, lalu beliau bermalam di situ."1
Kalau kita renungkan apa yang telah kita kutip disini mengenai petunjuk Nabi saw. tentang pergaulan beliau dengan isteri-isteri beliau, kita dapati bahwa beliau sangat memperhatikan mereka, menanyakan keadaan mereka, dan mendekati mereka. Tetapi beliau mengkhususkan Aisyah dengan perhatian lebih, namun ini bukan berarti beliau bersikap pilih kasih, tetapi karena untuk menjaga kejiwaan Aisyah yang beliau nikahi ketika masih perawan dan karena usianya yang masih muda.
Beliau mengawini Aisyah ketika masih gadis kecil yang belum mengenal seorang laki-laki pun selain beliau. Kebutuhan wanita muda seperti ini terhadap laki-laki lebih besar dibandingkan dengan wanita janda yang lebih tua dan telah berpengalaman. Yang kami maksudkan dengan kebutuhan disini bukan sekadar nafkah, pakaian, dan hubungan biologis saja, bahkan kebutuhan psikologis dan spiritualnya lebih penting dan lebih dalam daripada semua itu. Karena itu, tidaklah mengherankan jika kita lihat Nabi saw. selalu ingat aspek tersebut dan senantiasa memberikan haknya serta tidak pernah
melupakannya meskipun tugas yang diembannya besar, seperti mengatur strategi dakwah, membangun umat, dan menegakkan daulah.
"Sungguh pada diri Rasulullah itu terdapat teladan yang bagus bagi kamu."
Mahabenar Allah dengan segala firman-Nya.
Catatan kaki:
1 Zadul Ma'ad 1:78-79, terbitan Sunnah Muhammadiyyah.
10 Nasehat Iman Hasan Albanna
1) Wahai kawanku, Segeralah tunaikan solat di awal waktu Dikala mendengar azan Usahakanlah semampu terdaya. Ini membuktikan kesungguhan anda. Di situ ada sumber kejayaan Di situ ada sumber pertolongan Di situ ada sumber taufiq Perhatikanlah banyak perintah ayat al-Quran. ?dimulakan dengan menyebut solat di awalnya Perhatikanlah Tuhan mensyariatkan solat? Juga di medan perang. Walaupun? Di saat genting dan cemas.
2) Wahai kawanku, Bacalah al-Quran dan cuba memerhati mesejnya Selalulah berzikir dan cari ilmu walaupun sedikit Kurangilah dengan masa yang tidak bertujuan Sesungguhnya al-Quran adalah sumber asli lautan ilmu Sumber hidayah kepada anda dan saya Bacalah al-Quran, kelak ia memberi syafaat. Sentiasalah membaca, menghafal dan? Cuba hayati mesej arahannya. Selalu berzikir, berzikir dan terus berzikir!!! Di sini ada ketenteraman Di sini ada kedamaian Di sini ada kesalaman Jadilah hamba yang sejahtera.
3) Wahai kawanku, Dorongkanlah diri untuk menguasai Bahasa al-Quran Mulakan dulu walaupun sepatah perkataan Sebenarnya anda telah lama bermula Iaitu sejak anda solat setiap hari Sebut dulu walaupun tak faham. Antara mala petaka pertama menimpa umat kita? Ialah kecuaian menguasai bahasa agamanya. Juga mengutamakan bahasa pasar, Ayuh !!! Apa tunggu lagi?????? Bukalah ruang walaupun seminit !!!
4) Wahai kawanku, Usahlah bertarung idea tanpa adabnya!!! Berdebatlah jika kiranya berbuahkan kebaikan Awasilah pertengkaran Kerana di sana ada unsur lain membisikkan? Syaitannnn namanya !!!
5) Wahai kawanku, Senyumlah selalu tapi bersederhanalah dalam ketawa !!! Rasulullah s.a.w adalah yang paling banyak senyum Beliau ketawa kena pada tempatnya Tapi berpada-pada sahaja, wahai kawan ! Plato juga berharap agar pementasan hiburan? Yang tidak bermutu terlalu banyak ketawa bodoh Hanyalah disaksikan oleh golongan abdi Dan orang upahan asing! Begitu juga Aristotle berpendapat Supaya golongan belia ditegah daripada menyaksikan hiburan-hiburan yang membolehkan perbuatan ketawa berlebih-lebihan. supaya tidak menular. Keburukan dalam diri!!!
6) Wahai kawanku, Seriuslah selalu dan berguraulah berpatutan Tanpa serius, hilanglah kesungguhan !!! Tanpa bergurau, tawarlah kehidupan Kata seorang penyair : Berikan kerehatan pada jiwamu Yang sibuk dengan berfikir Ubati dengan bergurau Tapi, Kalau mengubatinya dengan bergurau Mestilah dalam batas Seperti kau masukkan garam ke dalam gulai.
7) Wahai kawanku, Kawallah nada suaramu Setakat yang diperlukan oleh pendengar di depanmu Janganlah jadi seperti orang bodoh. Bahkan menyakit hati orang lain pula!!! Luqman El-Hakim juga mencela orang yang tidak pandai menjaga nada suara pada tempatnya. Itulah katanya suara keldai!!! Surah al-Isra' memberi tip kepada kita? Jangan keraskan suramu dalam solat Tapi jangan pula merendahkannya Carilah jalan tengah di antara keduanya.
8) Wahai kawanku, Usahlah umpat mengumpat Usahlah merendah-rendahkan pertubuhan lain Bercakaplah jika ada unsur kebajikan Ayuh!!! Hindarilah?mengumpat! Tidak sekali mencabuli jemaah-jemaah lain!!! Perkatakanlah kebaikan demi kebajikan bersama. Sukakah anda memakan daging pasti anda suka!! Tapi sukakah anda memakan daging kawan anda yang telah mati?? Sekali-kali tidak!!! Begitulah dosa orang yang mengumpat. Bertaubatlah jika anda mengumpat Tapi mesti minta ampun terhadap orang umpatanmu bersama!!! Boleh mengumpat?apabila ada tujuan syarie. -untuk menuntut keadilan apabila dizalimi -untuk menghapuskan kemungkaran -kerana memberi amaran kepada Muslim tentang kejahatan -kerana mengisytiharkan kefasikan dan kejahatan.
9) Wahai kawanku, Luaskanlah interaksimu dengan umat manusia Sekalipun mereka tidak diminta berbuat demikian!!! Salam kasih sayang adlah untuk semua Salam kemesraan adalah untuk sejagat. Hulurkanlah, hulurkanlah salam perkenalan?! Lihatlah pensyariatan ibadah haji. Pelbagai bangsa datang berkunjung!!! Pelbagai lapisan datang berkunjung!!! Pelbagai darjat datang berkunjung!!! Sama-sama menjunjung obor suci Tidak mengenali tapi tak sepi.
10) Wahai kawanku, Maksimumkanlah faedah waktu anda dan Tolonglah orang lain supaya manfaatkan masa. Hadkanlah masa penunaiannya. Biasakan hidup berjadual di hadapan. Bijaksanakanlah menggunakan waktu anda! Bersegeralah, kerana? Sabda Nabi s.a.w bermaksud : "Bertindak segeralah melakukan amal?" (Diulang 7 kali..) Sayanglah masa saudaramu!!! Hormatilah waktu mereka!!! Usahlah berbicara meleret-leret? Tanpa haluan dan noktahnya.
0 comments share
ReviewReviewReviewReviewReview MASA DEPAN ISLAM DI AMERIKA Apr 6, '07 5:26 PM
for everyone
Category: Other
Walaupun Perang Teluk Kedua membawa kesengsaraan kepada rakyat dan negara terbabit, keadaannya berbeza bagi tentera Amerika Syarikat yang terlibat sama dalam peperangan itu. Peristiwa itu menjadi titik tolak perubahan pandangan tentera Amerika terhadap Islam. Sungguhpun itulah kali pertama anggota tentera Amerika berinteraksi dengan masyarakat Islam di rantau Teluk, peristiwa itu menyebabkan sebilangan besar tentera Amerika mengisytiharkan keislaman mereka semasa dan selepas perang.
Berikut disiarkan terjemahan wawancara wartawan majalah Ad-Dakwah, MUJAHID MILLIJI, dengan Imam Islam dalam tentera Amerika, AHMAD ABDUR RASYID MUHAMMAD, sewaktu beliau menghadiri satu persidangan Islam di Kaherah, Mesir. Wawancara itu berkisar mengenai sikap anggota tentera Amerika terhadap Islam dan permasalahan semasa yang lain.
SOALAN: Apakah terdapat sekatan terhadap dakwah Islam di dalam barisan tentera Amerika?
ABDUR RASYID: Hingga kini tiada sebarang sekatan untuk seseorang menjalankan tugas dakwahnya kepada Islam. Ini berpandukan firman Allah SWT yang bermaksud:
“Serulah ke jalan Tuhanmu kepada mereka dengan hikmah dan peringatan yang baik.”
Kita berkewajiban beriltizam dengan cara ini semasa berhadapan dengan orang yang bukan Islam.
Saya sendiri di dalam unit tentera Amerika sentiasa menghadiahkan buku-buku dan majalah-majalah serta bahan-bahan bercetak lain kepada setiap orang bukan Islam yang menziarahi saya. Di samping itu saya juga mengajak mereka menghadiri solat Jumaat atau perjumpaan umum umat Islam seperti mengikuti khutbah Jumaat dan beberapa pengajian Islam. Selepas itu kita berikan mereka peluang untuk berfikir mengenai hakikat Islam dan prinsip-prinsipnya kerana Islam berpegang dengan konsep "tiada paksaan dalam beragama”.
Alhamdulillah kini ramai rakyat Amerika memeluk Islam. Mereka mengisytiharkan keislaman mereka setelah duduk dengan saya. Mereka mengisytiharkannya setelah mengkaji dan berfikir sedalam-dalamnya tanpa sebarang paksaan atau tekanan.
Mengenai jawatan Imam Islam di dalam tentera Amerika, tiada seorang pun yang memikirkannya sebelum ini. Cuma akhir-akhir ini telah dipersetujui dan saya dilantik ke jawatan ini dengan peranan di dalam pengurusan dakwah Islamiyah di kalangan orang-orang Islam di dalam tentera Amerika. Perlantikan tersebut dibuat oleh Pentagon, iaitu Kementerian Pertahanan Amerika.
Urusan ini, Alhamdulillah, adalah dengan iradah (kehendak) ALlah SWT, bukannya kehendak Pentagon. Allah SWT. membuka peluang untuk kaum Muslimin di dalam angkatan tentera Amerika dengan memperuntukkan seorang pendakwah khusus menguruskan urusan mereka dan mengajar mereka pelajaran-pelajaran agama serta mempertahankan hak-hak mereka.
SOALAN: Apakah ada jaminan wujud kebebasan dalam masyarakat Amerika secara umumnya?
ABDUR RASYID: Pada masa kami mengadakan persidangan tahunan untuk pemuda Arab Islam Amerika (MAYA), ianya telah dihadiri oleh tidak kurang lima ribu peserta, sedangkan pada awal persidangannya pada sembilan tahun lepas tidak lebih daripada tiga ratus orang sahaja.
Selain itu terdapat aktiviti-aktiviti istimewa di kalangan pelajar-pelajar universiti dan fakulti-fakulti di Amerika secara keseluruhannya. Malah tiada satu fakulti pun yang tidak menyediakan musalla (tempat solah) untuk pelajar Muslim menunaikan solat Jumaat dan tiada suatu bandar pun di Amerika sekarang ini yang tidak mempunyai pusat-pusat Islam dan masjid-masjid. Begitu juga dengan semua perayaan atau aktiviti keagamaan di peringkat awam disertai orang Islam di sana.
Sebagai contoh, saya sendiri adalah anggota di dalam Lembaga Dialog Kristian-Islam-Yahudi, di Wilayah Colorodo. Sekiranya terjadinya sesuatu peristiwa yang menyentuh permasalahan agama secara umum, biasanya kami akan menjemput seorang tokoh daripada Pusat Islam untuk menjelaskannya bagi pihak Islam di dalam pertemuan-pertemuan yang bersangkutan dengan dakwah.
Alhamdulillah, masa depannya amat istimewa dan cemerlang. Ini adalah limpahan ALlah SWT. Saya berkongsi pendapat dengan salah seorang tokoh Islam di Amerika bahawa qada’ ALlah SWT telah menentukan ke atas orang Islam supaya berhijrah ke Amerika kerana kebaikan sedang menunggu untuk diagih-agihkan kepada umat Islam.
Amerika Syarikat hari ini merupakan suatu kuasa besar dunia. Sekiranya orang Islam mampu mempengaruhi politik Amerika dan keputusan di Amerika, tentu akan memberi pulangan kepada saudara-saudara kita di sini. Lobi Islam akan tiba.
SOALAN: Apakah ada kemungkinan orang Islam akan memainkan peranan yang menonjol dan berkesan di dalam menangani politik Amerika seperti yang telah dimainkan oleh bangsa Yahudi?
ABDUR RASYID: Untuk membolehkan kaum Muslimin mempunyai peranan di dalam pembentukan dasar Amerika, orang Islam perlu berperanan secara positif. Kita perlu tahu bahawa dasar Amerika bukanlah keputusan yang dibuat oleh presiden secara individu yang boleh dilaksanakan sebaik sahaja dikemukakan. Sebaliknya sebelum dilulus dan dilaksanakan, kajian demi kajian dijalankan oleh pusat kajian dasar serta oleh ahli Kongres terlebih dahulu.
Kami orang-orang Islam di sini apabila sempurna pemobilisasian suara-suara kepada setiap yang sampai umur hak untuk mengundi dalam pilihanraya maka di ketika itu ahli kongres akan mengambil perkiraan dengan kami. Kerana di masa itu kami sudah memiliki kekuatan penentu.
Sewaktu rang undang-undang dibentangkan kepada mereka, barulah mereka akan mendapatkan reaksi kami terhadap rang undang-undang tersebut. Selepas itu barulah mereka akan membuat perkiraan mereka sama ada mempersetujui rang undang-undang tersebut atau menolaknya.
Hari ini kita hanya menuntut tanpa mengambil bahagian di dalam pilihanraya kecuali sedikit sangat, menyebabkan kita kehilangan nilai dan neraca timbangan dalam masyarakat Amerika yang keseluruhannya mengambil berat tentang siapa yang mempunyai suara dalam pilihan raya sebagai manusia barisan pertama manakala pembayar cukai adalah barisan kedua.
Orang Islam telah meningkat bilangan mereka. Mereka telah hampir sepuluh juta orang. Hari ini telah wujud usaha beberapa pertubuhan dan organisasi Islam untuk menggerakkan kekuatan tidak kurang daripada dua juta muslim yang berhak mengundi di dalam pilihan raya akan datang untuk memilih Presiden Amerika.
Suara ini akan memberi pengaruh besar terhadap pemilihan dan menjadi kuasa bertindak di dalam pelbagai sektor, kerana rakyat mereka yang turun mengundi hanya 35 peratus sahaja daripada keseluruhan rakyat yang berdaftar. Ini yang menjadikan suara Yahudi mempunyai nilai walaupun jumlah mereka hanya enam juta orang sahaja di Amerika.
SOALAN: Apakah ada kemungkinan orang Islam di lantik di dalam Majlis Perwakilan Amerika kelak?
ABDUR RASYID: Apabila kita berjaya mengumpul suara pengundi Islam seperti yang ditegaskan sebelum ini, senanglah untuk kita menyediakan wakil umat Islam di dalam Majlis Perwakilan Amerika kelak.
Wakil orang-orang Arab secara perlahan-lahan telah memasuki Kongres. Keturunan Arab yang pertama dilantik sebagai senator ialah James Abu Rizq (Kristian) diikuti oleh keturunan Arab lain seperti Jane Snawn (juga Kristian) yang berasal dari Lubnan.
Insyaallah, giliran orang Islam akan tiba kerana apabila terdapat premis, ada laluan yang mudah untuk menghantar anggota kita ke Parlimen.
SOKONGAN ILAHI
SOALAN: Apakah pandangan saudara mengenai hubungan antara kaum muslimin Amerika dengan saudara mereka di dunia Arab dan di dunia Islam lain?
ABDUR RASYID: Kami umat Islam di Amerika merasai bahawa kami adalah sebahagian daripada dunia Islam. Suatu bahagian yang tidak boleh dipisahkan. Kami terikat dengan dunia Islam kerana agama, bahasa dan tamadunnya.
Saya rasa dunia Islam juga berbangga dengan kewujudan saudara mereka di bumi Amerika. Umat Islam di Amerika dan dunia Islam lain meyakini mereka sebagai suatu umat yang apabila salah satu anggota jasadnya mengadu kesakitan maka seluruh anggota lain akan turut merasai kesakitan, terasa demam dan berjaga malam. Sebenarnya kita adalah umat yang satu sekalipun dipisahkan oleh sempadan geografi.
SOALAN: Apakah reaksi orang awam Amerika ekoran kemasukan Mike Tyson dan tokoh-tokoh lain ke dalam Islam?
ABDUR RASYID: Tidak syak lagi sekiranya terdapat satu bintang yang dikagumi ramai, tidak kira di dalam apa-apa bidang, sama ada sukan, seni, politik atau sosial, sudah pasti pencintanya akan terpengaruh dengan pemikiran dan tindakan yang mengikuti perilaku hidupnya. Pastinya tindakan tersebut juga mempengaruhi mereka.
Kemasukan bintang sukan antarabangsa seperti Mike Tyson menyebabkan beribu-ribu orang berhadapan dengan peristiwa ini dan mereka berbelah bahagi dan ada di antara mereka terus memasuki Islam kerana terlalu kagum dengannya.
Sebahagian yang lain pula bertawaquf (bertangguh) dan cuba menilai kembali kebenaran Islam dan hakikatnya. Dengan membaca dan mengkaji selalunya akan membawa mereka memeluk Islam. Sebahagian yang lain yang sebelum ini memusuhi Islam bertukar menjadi orang yang bersimpati pula dengan Islam. Inilah natijah terakhir dan pulangan sebenar yang berpihak kepada Islam.
Pokoknya ia adalah sebahagian dari sokongan Ilahi (ALlah SWT) kepada Islam dan umatnya di tengah-tengah urusan realiti dunia Islam yang mendukacitakan ini.
BAITULMAQDIS ADALAH PERSOALAN AQIDAH DAN AGAMA
SOALAN: Mengenai permasalahan dan persoalan Palestin serta masa depan Baitulmaqdis. Sebenarnya di manakah terletaknya persoalan ini di dalam keperihatinan kaum muslimin Amerika? Bagaimana pula mereka melihat persoalan minoriti di Bosnia, Kashmir dan tempat lain?
ABDUR RASYID: Tidak syak lagi Baitulmaqdis adalah hak Islam dan merupakan milik umat Islam. Ia merupakan tanah haram ketiga bagi umat Islam. Dengan apa cara sekalipun ia tidak boleh dilupakan atau diabaikan. Ia adalah aqidah dan din kita kerana Baitulmaqadis adalah sebahagian daripada aqidah serta disebutkan di dalam kitab Al-Quran seperti yang kita baca di dalam Surah Al-Isra’.
Permasalahan Palestin dan minoriti umat Islam di tempat-tempat lain adalah persoalan yang berlegar di dalam pemikiran umat Islam.
Di Amerika, kami sering mengadakan seminar dan forum mengenainya untuk mengkaji dan mendedahkannya dalam persidangan-persidangan tahunan. Malah di sini biasanya kami membentuk pelbagai unit yang untuk mendapat perhatian dan sokongan di kalangan masyarakat umum Amerika termasuk di universiti-universiti dan di pusat-pusat Islam. Kami juga menyediakan bahan yang kami sediakan sama ada dalam bentuk audio, visual atau bahan-bahan bacaan.
Di samping itu kami berkempen membentuk dana untuk mengumpul bantuan bagi membantu kaum muslimin yang mengalami penderitaan. Melalui aktiviti pusat-pusat Islam di beberapa bandar, kami berusaha mengumpul pertolongan berbentuk barangan dan wang dan dikirimkan kepada umat Islam Bosnia dengan apa jalan atau cara yang dapat kami lakukan. Kami juga menyediakan ruang publisiti untuk mereka di tengah-tengah masyarakat dan kami mengirim terus bantuan ke sana mengikut kadar yang termampu.
Saya berpendapat bahawa pengabaian kaum muslimin di dalam usaha membantu saudaranya yang mengalami kesusahan itu merupakan motivasi terkuat kepada musuh-musuh Islam untuk bertindak ganas dan membunuh mereka. Penghapusan etnik terhadap umat Islam di beberapa tempat adalah kelemahan umat Islam sendiri.
SOALAN: Pada pendapat saudara adakah usaha diplomatik akan memberi faedah untuk membantu umat Islam?
ABDUR RASYID: Persidangan demi persidangan sebenarnya tidak memberi apa-apa kebaikan pun, malah tidak memberi apa-apa kesan kepada mana-mana peringkat. Ia tidak lebih daripada kita bertemu, menggariskan resolusi-resolusi dan kemudiannya berpisah tanpa sebarang tindakan. Hanya berjanji untuk bertemu lagi pada tahun akan datang tetapi tanpa apa-apa keresahan dan tindakan pun.
Episod yang sama di dalam rangkaian komedi yang tidak berhujung tidak ubah seperti seorang lelaki pergi ke bilik air untuk mandi. Di dalam bilik itu ia menanggalkan bajunya dan berdiri sebentar selepas itu mengenakannya semula. Kemudian keluar dari bilik itu. Keadaannya ketika keluar adalah sama ketika ia memasukinya.
Pemuda, Islam dan Globalisasi
Hegemoni & Pembajakan Kesadaran
Globalisasi telah mencabut “waktu” dari “ruang”. Peristiwa yang terjadi di pojok bumi selatan bisa ditonton oleh masyarakat yang hidup di pojok bumi utara dalam waktu bersamaan. Ini menandakan bahwa “ruang” telah mengecil, tidak ada lagi “jarak” yang membatasi setiap “ruang”. Globalisasi, menyatukan “ruang” yang berserakan di bumi ini menjadi satu wilayah yang sempit, bahkan tak lagi “berdinding”.
Televisi (TV) adalah salah satu instrumen globalisasi. Semua peristiwa dapat kita saksikan melalui TV. TV merobek dan menembus batas “ruang” dan mencabut waktu yang menghubungkan setiap ruang. Setiap hari, perhatian kita tersedot ke layar TV, berharap dapat menyaksikan berita dan informasi tentang kejadian-kejadian di sekitar kita.
Dalam ukuran tertentu, globalisasi seperti yang digambarkan di atas mengandung hal positif. Masyarakat hidup dalam suasana yang penuh dengan keterbukaan terhadap informasi. Tidak ada masyarakat yang terisolasi dari suasana global. Kemajuan peradaban sebuah masyarakat, akan menjadi bahan refleksi dan contoh bagi pembangunan peradaban di masyarakat lain.
Suasana keterbukaan ini tidak bisa dielakkan, karena instrumen globalisasi menjadi instrumen yang sangat membantu dan mendukung aktifitas kita. Karena itu, globalisasi hadir dalam kehidupan kita tanpa perlawanan. Menolak globalisasi bisa menjadi penolakan terhadap hidup itu sendiri.
Namun sesungguhnya, globalisasi itu merupakan ruang kontestasi (perlombaan) budaya. Sebab mengecilnya dunia menjadi satu “ruang sempit” menimbulkan benturan budaya masing-masing masyarakat. TV yang bisa disebut sebagai salah satu instrumen penting globalisasi itu, mempunyai peran penting dalam kontestasi tersebut.
Setiap saat, teman setia kita adalah TV. Bahkan jadwal aktifitas kita, sedikit banyak dipengaruhi oleh menu yang ditawarkan TV. Pagi, sebelum berangkat ke kantor kita punya jadwal menonton berita politik, ekonomi, dan tidak ketinggalan berita seputar selebritis. Sore sampai malam, ada sinetron-sinetron menarik yang siap menemani kita. Bahkan, malam-malam tertentu, kita sudah membuat agenda tidak keluar rumah untuk menyaksikan sinetron dan acara pilihan yang spesial.
Sedikit banyak, TV telah membentuk kesadaran berpikir kita tentang nilai-nilai baik, jahat, indah, buruk, benar, salah, dst. Karena itu TV menjadi “lubang hitam kebudayaan”. Sebab nilai-nilai yang dipromosikan dalam layar kaca tersebut menghegemoni pemirsanya. Ada sinetron yang sering mempertontonkan keluarga bahagia dengan rumah mewah, dengan mobil sedan mahal. Ditambah lagi adanya ajang perlombaan menjadi orang sukses dengan menjadi penyayi. Semua itu menghegemoni kesadaran pemirsa tentang kemewahan sebagai kebaikan, kesuksesan hidup dengan menjadi orang tenar (baca: penyanyi), dst.
Di sinilah titik rawan globalisasi. Globalisasi menciptakan ruang yang dapat “membajak” kesadaran masyarakat untuk menjadi masyarakat yang lain. Globalisasi bisa menjadi Amerikanisasi—juga Arabisasi—, dimana dominasi informasi dan film-film Amerika menguasai menu yang disuguhkan TV dan instrumen globalisasi lainnya. Maka nilai-nilai kebaikan dalam persepsi masyarakat Indonesia misalnya, adalah nilai-nilai kebaikan yang dikonstruksi oleh masyarakat Amerika.
Ini bukan berarti kita harus menolak globalisasi lantaran globalisasi adalah Amerikanisasi. Sebab, nilai-nilai yang ditawarkan Amerika sendiri tidak semuanya buruk dan berbahaya. Demokrasi contohnya, adalah nilai-nilai luhur yang kita (baca: umat Islam dan bangsa Indonesia) terima dari Amerika sebagai kebaikan dalam bernegara dan bemasyarakat. Dalam penjelasan ini, sejatinya kita melihat secara kritis tentang nilai-nilai buruk yang membajak kesadaran, tanpa memandang apakah itu berasal dari Barat atau dari Islam.
Artikulasi Pemuda Islam
Dalam konteks situasi hegemonik seperti inilah pemuda Islam diharapkan dapat menumbuhkan keberagamaannya yang lebih membumi. Sejauh pengamatan saya, sebagian besar pemuda Islam, dan umat Islam umumnya, masih memperlakukan Islam sebagai lembaga yang mengatur tata cara pengabdian kepada Tuhan, sehingga nilai ibadah yang tetinggi dalam kacamata mereka adalah manakala melakukan ritualitas (baca: ibadah mahdoh) secara sempurna dengan aturan-aturan baku yang telah ditetapkan. Dengan begitu, Islam tidak dijadikan sebagai kekuatan pendorong untuk melakukan kritik sosial, justru terkesan dijauhkan dari problem sosial (baca: pembajakan kesadaran, konsumerisme, hedonisme, selebrisme, kedangkalan, dst).
Perjuangan pemuda Islam harus menegaskan bahwa Islam yang berorientasi ritual, telah mengebiri ideologi emansipatorisnya. Sejarah menceritakan bahwa sejak awal, perjuangan Islam yang dibawa Nabi Muhammad saw adalah melakukan emansipasi harkat manusia. Islam di awal pertumbuhannya, mendekonstruksi (baca: mengkritisi dan menolak) perbudakan yang saat itu dianggap sebagai sesuatu yang lumrah. Dengan kata lain, nabi Muhammad mengajak manusia untuk kritis terhadap tatanan masyarakat yang telah ada dalam masyarakat. Dan itu bukan pekerjaan mudah, sebab beliau berada dalam masyarakat yang telah terhegemoni, yang kesadarannya telah dibajak oleh agama para leluhur.
Pemuda Islam sejatinya mulai membaca kondisi objektif sosial yang diakibatkan globalisasi. Sederhananya dapat dikatakan bahwa kesalehan (baca: mengerjakan ibadah mahdoh) harus disertai dengan pembacaan konteks sosial sekarang. Kemudian, bersikap terhadapnya. Dengan begitu, keberagamaan yang bermakna ditemukan.
Penggunaan hermeneutika sosial dan hermeneutika teks (baca: hermeneutika ibadah mahdoh) adalah pilarnya. Pengagungan kesalehan individual, yang membanggakan praktek ritual individu semata, tidaklah cukup untuk disebut sebagai pengikut rosulullah saw. Pengabaian terhadap problem dan dampak globalisasi yang menerpa umat manusia, adalah sikap yang tidak islami dan mengkhianati perjuangan suci rosul saw.
*Penulis adalah Direktur Eksekutif Center for Moderate Muslim (CMM),
Dosen UHAMKA, anggota Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah (JIMM),
dan mantan Ketua Bidang Kajian Islam YISC Al-Azhar
0 comments share
ReviewReviewReviewReview Dasar-dasar memahami Tauhid Mar 26, '07 4:08 AM
for everyone
Category: Other
Bahwasanya tauhid merupakan hal yang sangat penting, para Rasul diutus untuk mendakwahkan tauhid. Bahkan Allah mengharamkan masuk surga orang yang mati dalam keadaan sebagai musyrik.
Allah berfirman [artinya]: "Sesungguhnya orang yang mempersekutukan [sesuatu dengan] Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun". (Al-Maidah:72)
Oleh karena itu perlu memahami dan mengamalkan tauhid dengan benar, pada kesempatan ini akan dibahas beberapa hal yang sangat penting, sebagai dasar agar bisa memahami tauhid dengan benar.
I. MUSYRIKIN YANG DIPERANGI OLEH RASULULLAH, MEYAKINI TAUHID RUBUBIYAH
Bahwasanya orang-orang kafir yang diperangi oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, mereka meyakini bahwa Allah sebagai Pencipta, Pemberi rizki, Yang menghidupkan, Yang mematikan, Yang memberi manfaat, Yang memberi madzarat, Yang mengatur segala urusan (tauhid rububiyah). Tetapi semuanya itu tidak menyebabkan mereka sebagai muslim.
Alllah mengisahkan keadaan mereka: "Katakanlah: Siapa yang memberi rizki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapa yang kuasa [menciptakan] pendengaran dan penglihatan, dan siapa yang mengeluarkan yang mati dari yang hidup, dan siapa yang mengatur segala urusan? Maka mereka akan menjawab:Allah. Maka katakanlah:Mengapa kamu tidak bertakwa [kepada-Nya]." (Yunus:31)
Allah juga berfirman [artinya]: "Katakanlah:Kepunyaan siapa bumi ini dan semua yang ada padanya, jika kamu mengetahui? Mereka menjawab: Kepunyaan Allah. Katakanlah: Mengapa kamu tidak ingat? Katakanlah:Siapa yang mempunyai langit yang 7 dan yang mempunyai Arsy yang besar? Mereka menjawab: Kepunyaan Allah. Katakanlah:Mengapa kamu tidak bertakwa? Katakanlah:Siapa yang ditangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari [adzab] Nya, jika kamu mengetahui? Mereka akan menjawab:Kepunyaan Allah. Katakanlah: [Kalau demikian], maka dari jalan mana kamu ditipu?" (Al-Muminun:84-89)
II. MAKSUD MEREKA (MUSYRIKIN) AGAR DEKAT KEPADA ALLAH DAN MENDAPATKAN SYAFAAT
Ketahuilah wahai saudaraku, semoga Allah melimpahkan rahmat kepadamu......
Bahwasanya mereka (musyrikin) berdoa kepada Nabi dan orang-orang shaleh yang telah mati, agar mereka dapat mendekatkan diri kepada Allah dengan sedekat-dekatnya dan mendapatkan syafaat.
Mereka (musyrikin) berkata: "Kami tidak berdoa kepada mereka (Nabi, orang-orang shalih dll) kecuali agar bisa mendekatkan kepada Allah dan mereka nantinya akan memberi syafaat. Maksud kami kepada Allah, bukan kepada mereka.
Dalil tentang mendekatkan diri yaitu firman Allah [artinya]: "Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah [berkata]: "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya" (Az-Zumar: 3)
Adapun dalil tentang syafaat yaitu firman Allah [artinya]:"Dan mereka menyembah selain Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak pula kemanfaatan, dan mereka berkata: "Mereka itu adalah pemberi syafaat kepada kami di sisi Allah".(Yuunus: 18)
III. SYIRIK BUKAN HANYA MENYEMBAH BERHALA SAJA
Ketahuilah wahai saudaraku, semoga Allah melimpahkan rahmat kepadamu......
Sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wa sallam menerangkan kapada manusia tentang macam-macam sistem peribadatan yang dilakukan oleh musyrikin. Diantara mereka ada yang menyembah Nabi, orang-orang shaleh, para wali, para malaikat, pepohonan, bebatuan, matahari dan bulan.
Mereka semua diperangi oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, dalilnya adalah firman Allah [artinya]:"Dan perangilah mereka sehingga tidak ada lagi fitnah [kemusyrikan], dan dien ini menjadi milik Allah semuanya." (Al-Baqarah:193)
IV. MUSYRIKIN ZAMAN SEKARANG LEBIH PARAH KESYIRIKANNYA DARI PADA MUSYRIKIN DAHULU
Sesungguhnya kaum musyrik zaman kita labih parah kesyirikannya dibanding musyrikin zaman dahulu, sebab musyrikin zaman dahulu, mereka berdoa secara ikhlas kepada Allah ketika mereka ditimpa bahaya, akan tetapi mereka berbuat syirik ketika mereka dalam keadaan senang.
Sedangkan orang-orang musyrik zaman sekarang, mereka terus menerus melakukan perbuatan syirik, baik dalam bahaya maupun ketika sedang senang
Hal ini sebagaimana diterangkan Allah dalam Al-Quran [artinya]: "Maka apabila mereka naik kapal mereka berdoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya, maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka [kembali] mempersekutukan [Allah]." (Al-Ankabut: 65)
Semoga Allah menjadikan kita sebagai muwahid dan menjauhkan kita dari kesyirikan.
0 comments share
ReviewReviewReviewReview Ghadul bashar Mar 14, '07 4:05 PM
for everyone
Category: Other
Firman Allah dalam surat An-Nur : 30 "Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman : "Hendaklah mereka menahan pandangannya"
Sejauh mana laki-laki harus menahan pandangannya terhadap wanita yang bukanmahrom?
Insya Allah disini kami akan menguraikan beberapa pendapat mengenai hal ini, diantaranya pendapat 4 madzhab besar, Maliki, Hanafi, Hanbali, dan Syafi'i.
MALIKI
Tidak diperbolehkan bagi laki-laki melihat aurat wanita yang bukan mahromnya walaupun tidak dengan syahwat ataupun tidak untuk tujuan kesenangan (ladzzah). Adapun melihat bagian yang tidak termasuk aurat wanita menurut jumhur ulama, yaitu wajah dan telapak tangan, diperbolehkan dengan syarat hal tersebut tidak menimbulkan fitnah dan bukan untuk memuaskan kesenangan (ladzdzah) Bila hal tersebut menimbulkan fitnah dan membangkitkan syahwat, maka melihatnya haram.
SYAFI'I
Haram melihat wanita yang bukan mahromnya begitu pula haram melihat wajah dan telapak tangan dengan alasan takut akan menjadi fitnah karena kedua bagian tersebut merupakan bagian yang bisa menimbulkan fitnah dan syahwat. Berdasarkan alasan ini Syafi'i mengharamkan melihat wanita baik yang termasuk aurat maupun yang tidak, dan bukan disebabkan keduanya (wajah dan telapak tangan) itu adalah aurat.
Pengharaman ini bisa gugur dengan adanya alasan syar'i, misalnya pengobatan dan lain sebagainya, maka melihat wajah, telapak tangan dan bahkan seluruh tubuhnya boleh.
HANAFI
Seperti halnya Maliki, Hanafi juga mengharamkan laki-laki melihat wanita yang bukan mahromnya, kecuali yang biasa nampak pada mereka dan tidak dengan syahwat. Bila melihatnya dengan syahwat maka haram hukumnya. Adapun perhiasan yang biasa nampak pada wanita dalam surat An-Nur : 31, menurut Hanafi adalah wajah, telapak tangan dan telapak kaki.
HANBALI
Pada asalnya, mereka mengharamkan seorang laki-laki melihat wanita yang bukan mahrom, kecuali dalam keadaan darurat. Tetapi sebagian dari mereka memakruhkan laki-laki melihat wajah dan telapak tangan wanita walaupun tidak dengan syahwat.
Kesimpulanya dalam masalah ini adalah sebagai berikut:
1. Melihat aurat wanita yg bukan mahrom baik dengan syahwat ataupun tidak dengan syahwat adalah haram. Dan hukum ini gugur bila dalam keadaan darurat.
2. Diperbolehkan melihat wajah, telapak tangan dan kaki, menurut sebagian ulama, dengan syarat bisa menjaga diri dari fitnah dan syahwat, karena syahwat bisa mengantarkan kita pada hal yang haram.
3. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, lebih baik laki-laki menjaga pandangannya terhadap wanita yang bukan mahrom, karena pandangan bisa menyebabkan zina. Sesuai dengan hadits Nabi yang mengatakan bahwa setiap bani adam memiliki peluang dan tempat untuk berzina. Zina mata terdapat dalam pandangan, zina telinga terdapat dalam pendengaran, zina lisan terdapat dalam pembicaraan.
4. Adapun seorang laki-laki yang melihat wanita dalam keadaan tertutup rapat auratnya dengan pakaian, maka boleh hukumnya, karena dalam keadaan seperti ini yang terlihat adalah bukan tubuhnya melainkan pakaiannya.
Wanita Melihat Lain Jenis:
Firman Allah dalam surat An-Nur : 31 "Katakanlah kepada wanita yang beriman : "Hendaklah mereka menahan pandangannya"
Sebagaimana laki-laki, wanita pun harus menahan pandangannya terhadap lawan jenis yang bukan mahrom. Dan batasan minimum pandangannya adalah antara pusar dan lutut laki-laki, dengan syarat aman dari fitnah dan tidak dengan syahwat. Bila sudah melibatkan syahwat maka hukumnya menjadi haram. Ini adalah pendapat rojih para ulama. Dalilnya:
1. Hadits Nabi yang diriwayatkan dalam Sunan Abu Dawud menerangkan bahwa Nabi menyuruh Ummu Salamah dan Maimunah memakai hijab ketika anak Ummu Maktum yang buta lewat di hadapan mereka sedang mereka melihatnya.
2. Riwayat dalam Shahih Bukhari, dari Aisyah ra, bahwasannya Nabi menutupi Aisyah ra dengan pakaiannya (rida) sedangkan ia melihat laki-laki habsyah bermain di dalam masjid sampai ia merasa bosan.
0 comments share
ReviewReviewReview etahuilah Hukum-Hukum Agamamu Mar 14, '07 4:02 PM
for everyone
Category: Other
Ketahuilah Hukum-Hukum Agamamu
Majdi As-Sayyid Ibrahim
"Artinya : Dari Ummu Salamah, dia berkata. 'Ummu Sulaim pernah datang kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam seraya berkata. 'Wahai Rasulullah sesungguhnya Allah tidak merasa malu dari kebenaran. Lalu apakah seorang wanita itu harus mandi jika dia bermimpi ?. Maka Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab. 'Jika dia melihat air (mani)'. Lalu Ummu Salamah menutup wajahnya, dan berkata. 'Wahai Rasulullah, apakah wanita itu juga bisa bermimpi .? 'Beliau menjawab. 'Ya, bisa'. Maka sesuatu yang menyerupai dirinya adalah anaknya". (Hadits shahih, ditakhrij Ahmad 6/306, Al-Bukhari 1/44, Muslim 3/223, At-Tirmidzi, hadits nomor 122, An-Nasa'i 1/114, Ibnu Majah hadits nomor 600, Ad-Darimi 1/195, Al-Baihaqi 1/168-169)
Wahai Ukhti Muslimah !
Diantara kebaikan ke-Islaman seorang wanita adalah jika dia mengetahui agamanya. Maka Islam mewajibkan para wanita mencari ilmu sebagaimana yang diwajibkan terhadap kaum laki-laki. Perhatikanlah firman Allah ini.
"Artinya : Katakanlah. Adakah sama orang-orang yang mengetahui dan orang-orang yang tidak mengetahui ?". (Az-Zumar : 9)
Bahkan perhatikan pula firman Allah yang secara khusus ditujukan kepada Ummahatul-Mukminin, yang menganjurkan mereka agar mempelajari kandungan Al-Qur'an dan hadits Nabawi yang dibacakan di rumah-rumah mereka. Firman-Nya.
"Artinya : Dan, ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah dan hikmah". (Al-Ahzab : 34)
Karena perintah Allah inilah para wanita merasakan keutamaan ilmu. Maka mereka pun pergi menemui Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dan menuntut suatu majlis bagi mereka dari beliau, agar di situ mereka bisa belajar.
Dari Abu Sa'id Al-Khudry Radhiyallahu anhu, dia berkata. 'Para wanita berkata kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. 'Kaum laki-laki telah mengalahkan kami atas diri engkau. Maka buatlah bagi kami dari waktu engkau'. Maka beliau menjanjikan suatu hari kepada mereka, yang pada saat itu beliau akan menemui mereka dan memberi wasiat serta perintah kepada mereka. Di antara yang beliau katakan kepada mereka adalah : 'Tidaklah ada di antara kamu sekalian seorang wanita yang ditinggal mati oleh tiga anaknya, melainkan anak-anaknya itu menjadi penghalang dari neraka baginya'. Lalu ada seorang wanita yang bertanya. 'Bagaimana dengan dua anak?' Maka beliau menjawab. 'Begitu pula dua anak'. (Diriwayatkan Al-Bukhari, 1/36 dan Muslim 16/181)
Begitulah Islam menyeru agar para wanita diajari dan diberi bimbingan tentang hal-hal yang harus mereka biasakan, untuk kebaikan di dunia dan akhirat.
Wahai Ukhti Muslimah !
Perhatikanlah di dalam wasiat Nabawi ini, bahwa Ummu Salamah datang untuk mempelajari apa-apa yang tidak diketahuinya, sehingga akhirnya dia bisa mengetahui secara komplit. Begitulah seharusnya yang dilakukan seorang wanita muslimah. Dia bisa bertanya tentang hukum-hukum agamanya. Karena yang tahu hukum-hukum tersebut diantara mereka hanya sedikit sekali. Marilah kita simak wasiat ini.
Wahai Ukhti Muslimah !
Perhatikanlah bagaimana adab Ummu Sulaim yang memulai ucapannya dengan berkata. "Sesungguhnya Allah tidak merasa malu dari kebenaran". Maksudnya, tidak ada halangan untuk menjelaskan yang benar. Sehingga Allah membuat perumpamaan dengan seekor nyamuk dan yang serupa lainnya sebagaimana firman-Nya. "Sesungguhnya Allah tidak segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu". (Al-Baqarah : 26)
Begitu pula Ummu Sulaim. Tidak ada halangan baginya untuk bertanya kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tentang apa-apa yang mestinya dia ketahui dan dia pelajari, meskipun mungkin hal itu dianggap aneh. Sungguh benar Ummul Mukminin, Aisyah yang berkata. "Sebaik-baik wanita adalah wanita Anshar. Tidak ada rasa malu yang menghalangi mereka untuk memahami agama". (Diriwayatkan Al-Bukhari 1/44)
Selagi engkau dikungkung rasa malu dan tidak mau mengetahui hukum-hukum agamamu, maka ini merupakan kesalahan yang amat besar, bahkan bisa berbahaya. Ada baiknya engkau membiasakan dirimu untuk tidak merasa malu dalam mempelajari hukum-hukum agama, baik hukum itu kecil maupun besar. Sebab jika seorang wanita lebih banyak dikungkung rasa malu, maka dia sama sekali tidak akan mengetahui sesuatu pun. Perhatikanlah perkataan Mujahid Rahimahullah. "Orang yang malu dan sombong tidak akan mau mempelajari ilmu". Seakan-akan dia menganjurkan orang-orang yang mencari ilmu agar tidak merasa lemah dan takkabur, sebab hal itu akan mempengaruhi usaha mereka dalam mencari ilmu.
Ada suatu pertanyaan dari Ummu Sulaim, dia bertanya. "Apakah seorang wanita itu harus mandi jika dia bermimpi?". Maksudnya, jika dia bermimpi bahwa dia disetubuhi. Jawaban Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam : "Jika dia melihat air". Makna jawaban ini, bahwa jika seorang wanita benar-benar bermimpi dan ada petunjuk atau bukti terjadinya hal itu, yaitu dia melihat adanya bekas air mani di pakaian, maka ini merupakan syarat mandinya. Namun jika dia bermimpi dan tidak melihat bekas air mani, maka dia tidak perlu mandi. Setelah diberi jawaban yang singkat dan padat ini, Ummu Salamah langsung menutupi wajahnya seraya bertanya. "Apakah wanita itu juga bermimpi?".
Wahai Ukhti Muslimah !
Rasa herannya Ummu Salamah itu bukanlah sesuatu yang aneh. Pernah terjadi pada diri Aisyah, sementaranya ilmunya lebih komplit, sebagaimana yang disebutkan dalam suatu riwayat, dia berkata. "Kecelakaan bagimu. Apakah wanita akan mengalami seperti itu ?". Dia berkata seperti itu dengan maksud untuk mengingkari bahwa wanita juga bisa bermimpi.
Jika permasalahan-permasalahannya yang hakiki tidaklah seperti yang disangkakan bahwa setiap wanita bisa bermimpi. Mimpi itu hanya terjadi pada sebagian wanita, sedangkan yang lain tidak. Maka inilah sebab pengingkaran dan keheranan yang muncul dari Ummu Salamah dan Aisyah. Namun keheranan ini bisa dituntaskan oleh jawaban Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam : 'Na'am, taribat yaminuki', maksudnya : Benar, seorang wanita bisa bermimpi. Perkataan beliau : "Taribat yaminuki", maksudnya, dia menjadi rendah dan berada di atas tanah. Ini merupakan lafazh yang diucapkan saat menghardik, dan tidak dimaksudkan menurut zhahirnya.
Kemudian di akhir ucapan beliau ada salah satu bukti nubuwah, yaitu perkataan beliau : "Sesuatu yang bisa menyerupai dirinya adalah anaknya".
Wahai Ukhti Muslimah !
Ilmu pengetahuan modern telah menetapkan bahwa laki-laki dan wanita saling bersekutu dalam pembentukan janin. Sebab jenis hewan yang berkembang biak, benih datang dari pasangan laki-laki ke indung telur yang ada di dalam tubuh yang perempuan, lalu sperma yang satu bercampur dengan yang lain. Dengan pengertian, bahwa sefaro sifat-sifat yang diwariskan kira-kira bersumber dari yang laki-laki dan yang sefaronya lagi kira-kira berasal dari perempuan. Kemudian bisa juga terjadi pertukaran dan kesesuaian, sehingga ada sifat-sifat yang lebih menonjol daripada yang lain. Maka dari sinilah terjadi penyerupaan.
Jadi sebagaimana yang engkau ketahui wahai Ukhti Muslimah, seperti apapun keadaannya, tidak mungkin bagi jenis hewan yang berkembang biak, yakni hanya laki-laki saja yang bisa membuahi suatu mahluk hidup, tanpa bersekutu dengan indung telur pada jenis perempuan.
Perhatikanlah bagaimana keindahan pengabaran Nabawi ini. Karena sejak beliau di utus sebagai rasul, jauh sebelum masa Aristoteles, ada kepercayaan bahwa wanita tidak mempunyai campur tangan dalam pembentukan dan keberadaan anak. Hanya air mani sajalah yang terpenting. Mereka tidak yakin bahwa air mani seorang laki-laki akan sampai ke rahim perempuan, lalu berkembang menjadi janin, sedikit demi sedikit janin membesar sehingga menjadi bayi dan akhirnya benar-benar sempurna menjadi sosok manusia di dalam rahim. Lalu Muhammad bin Abdullah datang mengabarkan kepada kita tentang apa yang bakal disibak oleh ilmu pengetahuan modern. Benar, ini merupakan wahyu yang diwahyukan, dan beliau sama sekali tidak berkata dari kemauan dirinya sendiri, tetapi beliau berkata menurut apa yang diajarkan Allah kepada beliau.
Begitulah wahai Ukhti Muslimah apa yang bisa kita pelajari dari wasiat Nabawi ini, semoga Allah memberi manfaat kepada kita semua.
3 comments share
ReviewReview KEWAJIBAN BERADA DI DALAM JAMAAH ISLAMIYYAH Mar 14, '07 3:59 PM
for everyone
Category: Other
KEWAJIBAN BERADA DI DALAM JAMAAH ISLAMIYYAH
Menjadi kewajiban terhadap seseorang individu muslim beramal dan berusaha hanya untuk Islam, demi untuk merealisasikan segala tuntutan Islam. Ia memastikan setiap anggotanya berusaha untuk menegakkan Daulah Islamiyyah. Oleh itu amal jama’i yang dijalankan oleh sesebuah Jamaah Islamiyyah mestilah tersusun, rapi dan utuh. Adalah suatu perkara yang mustahil untuk merealisasikan tujuan yang besar ini dengan cara perseorangan tanpa usaha ‘amal jama’i yang tersusun rapi.
Oleh kerana itu untuk merealisasikan tujuan yang besar ini merupakan satu kewajipan yang diwajibkan oleh Islam ke atas semua ummat Islam dan tujuan ini hanya dapat dilaksanakan dengan adanya jamaah dan ‘amal Islami, maka dengan sebab itulah ‘amal jama’i menjadi satu kewajiban.
Kewajiban berada di dalam satu Jamaah atau Harakah Islamiyyah ini dapat dilihat di dalam Al Qur’an, sebagaimana firman Allah Taala :
Maksudnya:
"Sesungguhnya Allah mengasihi orang-orang yang berperang untuk menegakkan agamanya di dalam satu Jamaah yang tersusun rapi, seolah-olah mereka sebuah bangunan yang tersusun kukuh."
Di dalam hadis, Rasulullah S.A.W. telah bersabda :
Maksudnya:
" Wajiblah kamu bersama-sama dengan jamaah Muslimin dan pimpinan mereka."
Di dalam hadis yang lain pula, baginda bersabda :
Maksudnya:
" Sesungguhnya syaitan itu serigala kepada manusia, seperti serigala kambing juga. Dia menangkap mana-mana yang jauh dan terpencil. Maka janganlah kamu memencilkan diri dan hendaklah kamu berjamaah dan mencampuri orang ramai serta menghadiri masjid."
Kaedah fiqh ada menerangkan tentang wajibnya menyertai Jamaah Islamiyyah. Antara lainnya ialah :
Maksudnya :
" Sesuatu yang tidak sempurna yang wajib melainkan dengannya maka ianya juga menjadi wajib."
Daulah Islamiyyah hanya dapat ditegakkan dengan adanya Jamaah Islamiyyah dan ianya mustahil dapat ditegakkan secara individu. Oleh itu mewujudkan Jamaah Islamiyyah menjadi satu kewajiban ke atas ummat Islam dan menyertainya Juga adalah satu tuntutan yang mesti ditunaikan.
JAMAAH ISLAMIYYAH YANG DIWAJIBKAN OLEH RASULULLAH S.A.W. SUPAYA KITA BERSAMA-SAMA DENGANNYA
Jamaah Islamiyyah yang diwajibkan kita bersama-sama dengannya itu mempunyai dua matlamat yang besar iaitu :
1 - Matlamat kursus
2 - Matlamat umum
Matlamat Yang Khusus
1. Melahirkan individu muslim dan mengembalikan keperibadian Islam yang tulin kepadanya.
2. Membina keluarga Islam yang benar-benar memberi saham di dalam pembentukan individu Muslim dan masyarakat Islam.
3. Membina masyarakat Islam yang mencerminkan Islam kepada masyarakat yang belum menerima Islam.
4. Mendirikan negara Islam.
5. Menyatukan semula ummat Islam yang berpecah belah sebagaimana yang ada pada hari ini.
Matlamat Yang Umum
1. Mengabdikan manusia kepada Allah yang Esa. Sebagaimana Al Qur’an menerangkan di dalam Surah Az Zaariyaat ayat 56 :
Maksudnya :
" Dan ingatlah, Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan untuk mereka menyembah dan beribadah kepada Aku."
2. Mempelopori kerja-kerja amal ma’arof dan nahi mungkar. Firman Allah Taala :
Maksudnya :
" Kamu (Wahai ummat Muhammad) adalah sebaik-baik ummah yang dilahirkan bagi faedah ummat manusia (kerana) kamu menyuruh berbuat segala perkara yang baik dan melarang dari segala perkara yang salah (buruk dan keji serta kamu berirnan kepada Allah (dengan sebenar-benar iman). Dan kalaulah ahli kitab itu beriman, tentulah iman itu menjadi baik bagi mereka. Tetapi di antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan dari mereka orang-orang yang fasiq."
3. Menyampaikan risalah Islam kepada manusia seluruhnya, sebagaimana firman Allah Taala :
Maksudnya :
" Dan demikian (pula) kami telah menjadikan kamu (ummat Islam), ummat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidaklah menjadikan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar kamu mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sesungguhnya (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, dan Allah tidak akan mensia-siakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia."
4. Menghapuskan fitnah dan kekufuran dan berkuasa di bumi ini, sebagaimana firman Allah Taala : Maksudnya:
" Dan perangilah mereka sehingga tidak ada lagi fitnah, dan sehingga menjadi agama itu seluruhnya bagi Allah semata-mata. Kemudian jika mereka berhenti (dari kekufurannya dan gangguannya), (nescaya mereka dibalas baik) kerana sesungguhnya Allah Amat Melihat akan apa yang mereka kerjakan."
0 comments share
ReviewReview 10 hal yang sia-sia Mar 13, '07 2:50 AM
for everyone
Category: Other
Sufyan ats-Tsauri, seorang ulama hadis yang terkemuka, menyatakan bahawa ada sepuluh hal yang termasuk dalam kategori sia-sia, iaitu:-
1.Laki-laki atau wanita yang berdoa untuk dirinya sendiri, tapi tidak dimohonkannya doa untuk ibu-bapanya sendiri dan kaum Muslimin.
2.Orang yang kerapkali membaca Al Quran, tapi tidak membaca secara tertib sampai seratus ayat tiap-tiap hari.
3.Laki-laki yang masuk ke dalam masjid, kemudian ia keluar kembali dari masjid itu tanpa mengerjakan shalat tahiyatul-masjid.
4.Orang-orang yang melewati tanah perkuburan, tapi tidak mengucapkan salam kepada penghuni-penghuni kubur dan tidak mendoakan untuk keselamatan arwah-arwah mereka.
5.Laki-laki yang masuk pada hari Jumaat ke suatu kota, kemudian ia keluar lagi dari kota itu tanpa mengerjakan shalat Jumaat berjemaah.
6.Laki-laki atau wanita yang tinggal di suatu lingkungan dengan seorang ulama, tapi dia tidak mempergunakan kesempatan itu untuk menambah ilmu pengetahuan.
7.Dua orang laki-laki yang bersahabat, tapi mereka tidak saling menanyakan tentang keadaan masing-masing dan keluarganya.
8.Laki-laki yang mengundang seseorang menjadi tetamunya, tapi tidak diacuhkan dan tidak dilayani tetamunya itu.
9.Pemuda yang menjadikan zaman mudanya berlalu begitu saja tanpa memanfaatkan waktu yang berharga itu untuk menuntut ilmu dan meningkatkan budi pekerti.
10.Orang yang tidak menyedari tetangganya yang merintih lantaran kelaparan, sedang ia sendiri makan kekenyangan di dalam rumahnya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar